Penggunaan Jaring Ukuran Kecil Ancam Populasi Ikan Bilih Danau Singkarak

id Ikan Bilih, Danau Singkarak, Solok

Penggunaan Jaring Ukuran Kecil Ancam Populasi Ikan Bilih Danau Singkarak

Pedagang ikan bilih. (ANTARA SUMBAR/ Iggoy el Fitra)

Padang, (Antara Sumbar) - Ikan bilih yang merupakan endemik Danau Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, terancam punah akibat penggunaan jaring ukuran kecil oleh kalangan pengusaha bagan di daerah ini.

"Mata jaring yang digunakan sangat kecil sekitar dua milimeter hingga ikan bilih yang masih kecil ikut tertangkap," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri di Solok, Selasa.

Akibatnya jumlah ikan bilih terus berkurang hingga mendekati kepunahan.

Padahal, ikan bilih yang kecil itu belum dapat diolah dan dibuang lagi setelah terjaring.

"Rata-rata 40 persen hasil tangkapan pengusaha bagan tersebut berupa ikan bilih kecil, tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang," ujarnya.

Data sementara jumlah bagan yang beroperasi di Danau Singkarak lebih dari 400 unit.

Bupati Solok Gusmal mengakui persoalan serius yang tengah mengancam kelestarian ikan bilih tersebut.

"Danau Singkarak berada pada dua kabupaten yaitu Solok dan Tanah Datar. Khusus Solok ada 232 bagan yang sudah sangat mengancam kelestarian bilih," ujarnya.

Beberapa langkah sudah coba dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, tetapi tidak berhasil.

"Kita coba kumpulkan pengusaha bagan itu untuk mensosialisasikan pentingnya kelestarian bilih dan meminta mereka berhenti menggunakan jaring dua milimeter, tetapi tidak digubris," katanya.

Mendorong Wali Nagari untuk membuat peraturan nagari terkait bagan juga tidak berjalan optimal.

Ke depan, ia berharap Pemprov Sumbar bisa turun tangan membuat Perda untuk melarang penggunaan bagan di Singkarak.

"Kalau dasar hukumnya jelas, kami bersama polisi dan TNI siap memberantas bagan tersebut," katanya.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan punahnya ikan bilih dari Singkarak adalah kerugian untuk masyarakat sekitar.

Karena itu ia mengimbau masyarakat proaktif menjaga ikan bilih.

Apalagi menurutnya ikan bilih satu-satunya hanya ada di Singkarak. "Itu adalah aset yang harus dijaga bersama," katanya. (*)