Banjir di India Tewaskan 83 Orang, Tenggelamkan Tiga Ekor Badak Bercula Satu

id Banjir, India, Sungai Brahmaputra

Banjir di India Tewaskan 83 Orang, Tenggelamkan Tiga Ekor Badak Bercula Satu

Ilustrasi - (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Guwahati, India, (Antara Sumbar) - Banjir di timur laut India menewaskan setidaknya 83 orang dan menyebabkan kematian tiga ekor badak bercula satu langka di sebuah taman nasional yang memiliki konsentrasi spesies terbesar di dunia.

Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di daerah perbukitan Assam, Arunachal Pradesh, Nagaland dan Manipur selama dua minggu terakhir itu, juga memicu tanah longsor.

Pihak berwenang mengatakan, di seluruh tempat itu lebih dari 2 juta orang telah mengungsi.

"Assam adalah daerah yang paling parah dilanda banjir dan 53 nyawa hilang sejauh ini dalam banjir dan tanah longsor dengan sekitar 2 juta orang mengungsi," kata Menteri Kepala Assam Sarbananda Sonowal kepada Reuters.

"Operasi pertolongan dan penyelamatan akan dilakukan dalam pijakan perang."

Perdana Menteri Narendra Modi telah mengirim sebuah tim pejabat pemerintah federal, yang dipimpin oleh menteri dalam negeri junior Kiren Rijiju, untuk menilai kerusakan tersebut.

Narendra Modi menyatakan duka cita terhadap keluarga korban, sementara ribuan orang mencari perlindungan di lebih dari 300 tempat penampungan darurat.

Di sisi lain, pejabat setempat menyatakan "kewaspadaan tertinggi terhadap bahaya kesehatan" untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Banjir di kawasan utara India itu memaksa 1,5 juta orang mengungsi. Air di sungai Brahmaputra, yang mengalir dari China menuju India dan Bangladesh, melewati batas ketinggian bibir sungai setelah hujan lebat.

Penyelamatan Taman Nasional Kaziranga

Sungai Brahmaputra yang meluap juga telah benar-benar merusak suaka margasatwa Kaziranga di Assam, yang memaksa hewan untuk melarikan diri ke daerah yang lebih aman.

Badak bertanduk satu tenggelam pada Jumat, membuat jumlah korban hewan yang terancam punah dalam banjir menjadi tiga orang, kata Menteri Kehutanan Assam, Pramila Rani Brahma, kepada Reuters.

Taman Nasional Kaziranga, sebuah situs warisan dunia UNESCO, yang memiliki luas 430 km persegi itu merupakan rumah bagi sekitar 2.500 badak dari sekitar 3.000 populasi dunia.

Hampir 60 hewan lainnya, kebanyakan rusa dan babi hutan, tewas dalam banjir, katanya.

Upaya besar juga dilakukan untuk menyelamatkan badak bercula satu dan hewan liar lain, yang berada dalam bahaya, saat banjir menggenangi Taman Nasional Kaziranga, kata badan PBB, UNESCO.

"Lebih dari 90 persen wilayah Taman Nasional Kaziranga kini terendam air," kata Menteri Kehutanan negara bagian Assam, Rani Brahma, kepada Reuters.

Hewan kini mengungsi di daratan tinggi, termasuk pegunungan di luar wilayah taman, kata dia.

Namun, saat hewan itu pindah ke daerah lebih tinggi untuk menghindari banjir, mereka rentan menjadi korban para pemburu binatang langka.

Mereka juga semakin berpotensi menjadi korban tabrakan oleh kendaraan jika hewan itu berlindung di jalanan.

"Barikade khusus telah dipasang di jalan-jalan utama dan para penjaga hutan sudah meminta pengendara untuk memacu kendaraan mereka di bawah kecepatan 40 km per jam," kata penjaga kawasan taman nasional.

Ketinggian air di sungai Brahmaputra diperkirakan terus naik hingga akhir pekan ini sebelum kembali ke tingkat normal, kata Komisi Pusat Perairan. (*)