Wall Street Berakhir Variatif di Tengah Beberapa Data Ekonomi

id Wall Street

Wall Street Berakhir Variatif di Tengah Beberapa Data Ekonomi

Wall Street. (Antara)

New York, (Antara Sumbar) - Saham-saham di Wall Street berakhir bervariasi pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah data ekonomi AS dan menunggu pidato dari pejabat Federal Reserve.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 0,55 poin atau kurang dari 0,01 persen menjadi ditutup pada 21.409,07 poin. Indeks S&P 500 turun tipis 1,90 poin atau 0,08 persen menjadi berakhir di 2.425,53 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 16,91 poin atau 0,27 persen menjadi ditutup pada 6.193,30 poin.

Jumlah lowongan pekerjaan turun menjadi 5,7 juta pada hari kerja terakhir Mei, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Selasa (11/7), gagal memenuhi ekspektasi pasar. Selama sebulan, perekrutan pegawai meningkat menjadi 5,5 juta dan pemutusan hubungan kerja meningkat menjadi 5,3 juta.

Total persediaan barang dagangan pedagang kulakan, kecuali cabang dan kantor penjualan produsen, setelah penyesuaian untuk variasi musiman namun tidak untuk perubahan harga, mencapai 593,9 miliar dolar AS pada akhir Mei, naik 0,4 persen dari tingkat April yang direvisi, menurut departemen perdagangan pada Selasa (11/7). Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Desember 2016.

Indeks optimisme usaha kecil Federasi Bisnis Independen Nasional turun menjadi 103,6 pada Juni dari 104,5 pada Mei.

Dalam berita perusahaan, Amazon meluncurkan hari penjualan utama tahunan ketiga, yang akan berlangsung selama 30 jam dan menampilkan ribuan transaksi sangat cepat untuk pelanggan-pelanggan utama.

Sementara itu, Wall Street mengawasi beberapa petunjuk untuk kenaikan suku bunga berikutnya dan dimulainya pengurangan neraca the Fed.

Ketua Federal Reserve Janet Yellen akan memberikan kesaksian kebijakan moneter setengah tahunan di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu (12/7) dan Kamis (13/7) waktu setempat.

The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali tahun ini dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini. Bank sentral juga telah mengisyaratkan keinginannya untuk mulai mengurangi neracanya yang luar biasa 4,5 triliun dolar AS. (*)