Rupiah Senin Pagi Menguat ke Rp13.395

id rupiah

Rupiah Senin Pagi Menguat ke Rp13.395

Ilustrasi, nilai tukar Rupiah. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.395 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.398 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pergerakan sejumlah mata uang Asia yang mayoritas menguat menjadi salah satu faktor yang mendorong rupiah kembali ke area positif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Menurut dia, risiko obligasi global yang menurun menjadi salah satu yang faktor yang memberikan harapan pada mata uang rupiah untuk terjadinya pembalikan arah ke area positif.

Kendati demikian, lanjut dia, laju rupiah nisbi terbatas, menyusul laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukan adanya tambahan lapangan pekerjaan lebih banyak dari perkiraan, situasi itu memberikan persepsi tetapnya rencana The Fed untuk menaikan suku bunganya sesuai rencana di tahun ini.

"Diharapkan fluktusi rupiah stabil di area positif meski dibayangi persepsi kenaikan suku bunga AS," ujarnya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa masih adanya tekanan jual oleh investor asing di aset berdenominasi rupiah, baik di pasar saham maupun obligasi membuat rupiah bergerak dalam kisaran yang terbatas.

"Namun diharapkan, meredanya pelemahan obligasi global bisa meredakan pelemahan rupiah walaupun saat ini, dolar AS berpotensi mengembalikan penguatannya," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa cadangan devisa Indonesia yang masih menunjukkan komitmen menjaga stabilitas diharapkan dapat menjaga fluktuasi rupiah untuk tetap positif terhadap dolar AS di pasar valas.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2017 tercatat 123,09 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2017 itu masih kuat untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. (*)