Penantian Fitra Akhirnya Berbuah Manis

id BPJS Kesehatan

Penantian Fitra Akhirnya Berbuah Manis

Fitra Yogi mengambil gambar saat menjalankan tugas sebagai pewarta foto(Ikhwan Wahyudi/Antara Sumbar)

Padang, (Antara Sumbar) - Menjalani profesi sebagai wartawan foto menuntut Fitra Yogi (35) warga Padang, Sumatera Barat memiliki mobilitas yang tinggi dalam kesehariannya untuk berburu objek terbaik yang akan disuguhkan kepada publik.

Pria yang lahir di Jakarta pada 3 Juli 1981 itu telah menjalani rutinitas selaku pewarta foto sejak 2007 dan hingga kini ia amat menikmati profesi sebagai pemburu gambar yang saban hari selalu menenteng ransel besar berisi kamera andalan sebagai senjata utama.

Tidak hanya mobilitas tinggi, profesi tersebut juga menuntut kesiapan stamina yang prima karena dapat saja secara mendadak mendapat tugas harus ke luar kota yang berjarak hingga ratusa kilometer dari Kota Padang.

Atau saat semua orang sedang terlelap dalam tidur terjadi kebakaran hebat hingga bencana banjir pukul 03.00 WIB dinihari, maka Fitra segera meluncur ke tempat kejadian peristiwa dengan motor kesayangannya.

Bahkan saat terjadi musibah banjir momen tersebut harus tidak boleh dilewatkan karena harus mendapatkan foto terbaik yang akan disajikan kepada khalayak.

Karena sejak awal telah jatuh hati pada profesi pewarta foto, baginya tak peduli seberapa berat pun tugas yang diberikan, seberapa jauh pun lokasi yang dituju akan diburu demi menghasilkan karya terbaik. Tak heran pria satu anak itu dalam sebulan dapat menghasilkan hingga 60 karya foto.

Namun pada April 2016 aktivitasnya sedikit terganggu karena keluhan rasa sakit yang diderita pada bagian perut. Awalnya ia mengira itu adalah sakit perut biasa karena terlambat makan.

Fitra pun mencoba memakan obat magh, pada awalnya sempat hilang, namun ternyata rasa melilit di perutnya kembali muncul. Hal ini cukup menggangu aktivitasnya dan membuat pria lulusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta tersebut mudah lelah.

Tidak hanya itu saat buang air kecil ia merasa kesakitan sehingga memutuskan pergi ke dokter untuk mengobati keluhan yang dirasakan. Setelah diberi obat ia pun kembali dan berharap segera pulih.

Pada awalnya dari diagnosa dokter tak ditemukan penyakit yang serius dan ia hanya disarankan lebih banyak beristirahat serta makan teratur dan rajin berolahraga.

Namun keluhan itu tak kunjung hilang membuat ia mencoba memeriksakan diri ke dokter yang berbeda untuk mencari pendapat lain. Walhasil tetap tak ditemukan penyakit serius sehingga kekhawatiran Fitra pun sirna

Saat diperiksa menggunakan alat USG tak ditemukan keanehan apapun oleh dokter.

Akan tetapi usai dua kali berobat gejala perut melilit dan terasa sakit saat buang air kecil tak kunjung hilang. Akhirnya dokter pun merekomendasikan untuk menggunakan CT Scan memeriksa apa gerangan yang menimpa tubuhnya.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan akhirnya keluar diagnosa ada batu ginjal dan menurut dokter solusi adalah operasi.

Dengan demikian terjawab sudah penyebab keluhan yang sejak tiga bulan sudah dirasakan dan cukup mengganggu produktivitasnya sebagai pewarta foto. Ia pun memutuskan untuk mengikuti saran dokter untuk mengoperasi keluhan batu ginjal yang dialami.

Beruntungnya Fitra telah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari kantor yang dapat digunakan sehingga ia tak perlu khawatir akan biaya yang dikeluarkan.

"Setelah dihitung biaya operasi dengan sistem laser hampir Rp20 juta, alhamdulillah ada kartu JKN," katanya menceritakan pengalaman itu.

Ia pun mulai mengurus kelengkapan administrasi untuk melakukan operasi batu ginjal. Perjuangan menuju operasi pun tidak ringan karena harus melewari serangkain proses yang cukup panjang. Mulai dari mencari rumah sakit yang tempat hingga mengupayakan jadwal dan ketersediaan kamar.

Ia menceritakan untuk mendapatkan kepastian operasi dan kepastian kamar harus menunggu hingga tiga minggu. Namun baginya tak masalah asalkan operasi dapat dilaksanakan.

Setelah menunggu akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk mengoperasi batu ginjal di Rumah Sakit BMC Padang dan kemudian menjalani perawatan di RS Bedah Ropana Suri.

Selama masa menunggu tersebut ia hanya bisa beristirahat di rumah dan tak dapat beraktivitas sebagaimana biasa karena kondisi fisik yang tak memungkinkan.

Hari H pun tiba, dengan segunung harapan untuk sembuh ia telah mempersiapkan mental agar operasi berjalan lancar. Menggunakan alat yang dimasukan lewat anus operasi berjalan cepat. Usai operasi ia segera dirawat di Rumah Sakit Ropana Suri Padang.

"Alhamdulillah ternyata cuma 30 menit operasinya, tanpa ada yang dibedah," ujar dia.

Usai operasi menurut dokter perlu pemulihan sekitar satu bulan. Ia pun menjalani pemulihan dengan beristirahat di rumah.

Satu hal yang amat ia syukuri ternyata setelah ditelusuri biaya operasi tersebut mencapai Rp20 juta lebih. Namun Fitra tak mengeluarkan uang sepeser pun berkat program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat.

"Walaupun harus sabar menunggu, tapi saya merasa terbantu, kalau bayar sendiri biayanya lumayan besar," ujarnya.

Setelah melewati masa pemulihan keluhan sakit di perut bagian bawah yang diderita Fitra selama ini berangsur hilang. Ia pun mulai kembali memotret menjalani profesi hariannya.

Sejak itu ia benar-benar menjaga kondisi tubuh dan asupan makanan agar kesehatannya tetap terjaga. Terkadang disaat tertentu ketika ada undangan makan dan minuman dari beragam pihak Fitra lebih selektif.

Bahkan untuk minuman pun ia amat selektif, hanya mau meminum air putih atau jus buah. Untuk kopi, teh dan lainnya sudah tak lagi ia teguk demi menjaga kesehatan.

Fitra memahami betul kesehatan adalah investasi yang amat bernilai dan menunjang karirnya yang butuh kondisi prima. Ia pun memahami kepesertaan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional adalah investasi bagi masa depan.

Dengan menjaga asupan makanan dan minuman kini Fitra jauh lebih produtif karena kondisi tubuhnya sudah membaik. Beragam penghargaan jurnalistik pun ia sabet diantaranya Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2016.

Tidak hanya sebagai pewarta foto, ia pun aktif sebagai pengisi materi fotografi di berbagai tempat guna berbagi pengalaman.

Sementara Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Cabang Padang Neri Eka Putri mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah kepesertaan masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

Ia menyebutkan hingga Juni 2017 jumlah kepersertaan di Padang telah mencapai740.665 orang atau 85 persen dari total jumlah penduduk 873.493 jiwa.

Neri merinci penerima bantuan iuran jamkesmas sebanyak 198.947 orang, penerima bantuan iuran jamkesda 76.424 orang, Askes sosial 146.338 orang, TNI dan Polri 19.424 orang, badan usaha 121.614 orang, dan peserta mandiri 177.868.

Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah peserta dengan membuka loket pendaftaran peserta baru di kantor camat dalam rangka meningkatkan pencapaian jumlah peserta dan memudahkan masyarakat sehingga tidak perlu antre.

"Pada April 2017 kami membuka loket pendaftaran pada tujuh kantor camat masing-masingnya selama dua hari sehingga warga yang selama ini domisilinya jauh lebih mudah menjangkau," kata dia.

Ia menyampaikan di Kecamatan Padang Barat pendaftaran dibuka pada 10 dan 12 April 2017, Kecamatan Padang Utara 11 dan 13 April 2017, Kecamatan Koto Tangah 14 dan 17 April 2017, Kecamatan Bungus Teluk Kabung 18 dan 20 April 2017, Kecamatan Padang Selatan 21 dan 24 April 2017.

Kemudian, Kecamatan Lubuk Begalung 25 dan 27 April 2017 dan Kecamatan Lubuk Kilangan 26 dan 28 April 2017, kata dia.

Ia mengemukakan untuk kecamatan lain akan dilaksanakan pada bulan berikutnya.

Ini juga bertujuan untuk mengurai antrean di kantor BPJS Kesehatan dan mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat, lanjut dia.

Ia menargetkan pada 2019 seluruh masyarakat telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat.

Selain itu BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan pendaftaran bagi peserta baru menggunakan layanan telepon melalui nomor pusat pengaduan 1500400.

Untuk mempermudah masyarakat mendaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat peserta mandiri dapat mendaftar melalui nomor tersebut sehingga tidak perlu antre, kata dia.

Menurut dia calon peserta Pekerja Bukan Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta bayar sendiri dapat mendaftarkan diri beserta keluarganya melalui layanan tersebut.

Yang perlu dipersiapkan nomor kartu keluarga, nomor induk kependudukan, nomor rekening tabungan , telepon seluler, alamat hingga alamat email, ujarnya.

Ia menyampaikan calon peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center dengan mempersiapkan data yang dibutuhkan dan nomor virtual account dikirim ke nomor handphone atau alamat email peserta.

14 hari setelah mendapatkan nomor virtual account, calon peserta harus membayar iuran untuk pertama kalinya dengan melakukan pembayaran pertama ke bank dan dengan mekanisme autodebet untuk pembayaran selanjutnya.

Lalu kartu aktif dan akan dikirim ke alamat peserta atau diambil di kantor cabang terdekat, tambahnya.

Ia mengatakan layanan tersebut diluncurkan sejak awal Maret dalam rangka mempermudah pelayanan kepada calon peserta.