Bupati Evaluasi Dinas Pendidikan Terkait Anjloknya UN

id Hendrajoni

Bupati Evaluasi Dinas Pendidikan Terkait Anjloknya UN

Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni. (Antara)

Painan, (Antara Sumbar) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hendrajoni akan mengevaluasi kinerja jajaran Dinas Pendidikan setempat terkait anjloknya peringkat Ujian Nasional (UN) SMP sederajat ke posisi 19 atau peringkat terakhir di provinsi itu.

"Sebelum bapak dan ibu kepala sekolah dilantik mereka berkomitmen menaikkan peringkat UN SMP sederajat minimal lima besar provinsi, namun gagal dan kami akan melakukan evaluasi," katanya di Painan, Jumat.

Ia menyebutkan selain kepala sekolah, evaluasi juga akan dilakukan kepada pengawas sekolah tingkat kecamatan hingga jajaran Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pendidikan yang berada di setiap kecamatan.

"Kami masih mengkaji bentuk evaluasi yang akan dilaksanakan, apakah nanti ada mutasi besar-besaran, kita lihat saja kedepannya," tambahnya.

Namun, pihaknya optimistis walaupun hasil UN anjlok namun hasil tersebut merupakan yang sebenarnya tidak ada rekayasa.

"Peringkat satu, dua dan tiga tidak akan ada artinya jika direkayasa. Hasil saat ini akan jadi cambuk bagi dunia pendidikan Pesisir Selatan menuju yang lebih baik," ujarnya.

Walau demikian, pihaknya tidak bisa menampik kekecewaan terkait hasil itu, karena sebagai kepala daerah dirinya telah berupaya memberikan kenyamanan kepala sekolah dan jajaran guru dalam mentransfer ilmunya.

"Kami memastikan tidak ada pungutan liar kepada jajaran kepala sekolah dan guru, tapi hasilnya belum memuaskan," lanjutnya.

Anggota DPRD setempat, Marwan Anas mengatakan penyelenggaraan pendidikan berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten.

"Agar kejadian ini tidak terulang di tahun berikutnya pemerintah kabupaten harus mengevaluasi baik tenaga pendidik hingga instansi yang berkaitan langsung," sebutnya.

Namun, pihaknya menekankan agar pemerintah kabupaten tidak serta merta mengedepankan hasil dengan membenarkan berbagai cara sehingga proses belajar mengajar diabaikan.

"Jujur merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan, karena jika tidak jujur tentu akan berdampak pada watak peserta didik," tambahnya. (*)