Wall Street Berakhir Bervariasi Setelah FED Naikkan Suku Bunga

id Wall Street, FED, Suku Bunga

Wall Street Berakhir Bervariasi Setelah FED Naikkan Suku Bunga

Wall Street. (Reuters)

New York, (Antara Sumbar) - Bursa saham Wall Street berakhir bervariasi pada Rabu (Kamis pagi WIB), dengan Dow Jones Industrial Average memperbarui rekor penutupannya, karena investor mencerna keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 46,09 poin atau 0,22 persen menjadi ditutup pada 21.374,56 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 2,43 poin atau 0,10 persen menjadi berakhir di 2.437,92 poin, dan indeks komposit Nasdaq berkurang 25,48 poin atau 0,41 persen menjadi ditutup pada 6.194,89 poin.

Bank sentral AS pada Rabu (14/6) menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya sejak Desember 2015, dan mengumumkan rencana untuk mulai memangkas neraca keuangannya.

"Mengingat kondisi-kondisi realisasi dan ekspektasi pasar tenaga kerja serta inflasi, Komite (Pasar Terbuka Federal) memutuskan untuk menaikkan target kisaran untuk suku bunga acuan atau federal fund menjadi 1,00 persen hingga 1,25 persen," kata the Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua harinya.

The Fed juga memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana bank sentral itu akan melepas neracanya 4,5 triliun dolar AS.

Sementara itu, data ekonomi AS yang keluar lebih lemah daripada perkirakan. Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk semua konsumen perkotaan turun 0,1 persen pada Mei disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (14/6). Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item atau barang-barang naik 1,9 persen.

Indeks untuk semua item dikurangi makanan dan energi meningkat 0,1 persen pada Mei, dan naik 1,7 persen selama 12 bulan terakhir.

Perkiraan awal penjualan ritel dan jasa makanan AS untuk Mei turun 0,3 persen dari bulan sebelumnya menjadi 473,8 miliar dolar AS, Departemen Perdagangan mengumumkan pada Rabu (14/6).

"Perekonomian telah melambat, inflasi tetap sangat rendah dan konsumen dalam suasana waspada," kata Chris Low dan Jay Morelock, ekonom FTN Financial, dalam sebuah catatan bersama. (*)