New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), didukung tanda-tanda penurunan dalam persediaan minyak Amerika Serikat.
Harga minyak mengalami kerugian besar awal pekan lalu, dengan minyak AS dan minyak mentah Brent turun sekitar lima persen, setelah kenaikan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS mengurangi sentimen para investor.
Beberapa analis mengatakan kenaikan harga minyak baru-baru ini tampak bersifat teknis, namun mereka juga memperingatkan bahwa pergerakan tersebut mungkin akan segera berlalu.
Sementara itu, Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, akan memotong alokasi minyak mentah ke Asia pada Juli menjadi sekitar 300.000 barel per hari (bpd), lebih dalam daripada Juni, menurut Reuters.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 0,25 dolar AS menjadi menetap di 46,08 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, meningkat 0,14 dolar AS menjadi ditutup pada 48,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib