BI: Investasi Sumbar Triwulan I 2017 Stagnan

id Bank Indonesia, Investasi, Sumbar

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan investasi di provinsi itu pada triwulan I 2017 terpantau stagnan dilihat dari turunnya penanaman modal asing dibandingkan triwulan IV 2016.

"Pada triwulan IV 2016 penanaman modal asing di Sumbar mencapai 13,7 juta dolar Amerika Serikat, triwulan I 2017 turun menjadi 5,5 juta dolar AS," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Sumbar Puji Atmoko di Padang, Senin, dalam Kajian Ekonomi Regional dan Keuangan triwulan I 2017.

Menurut dia, belum optimalnya dukungan penanaman modal dari pihak swasta terindikasi kuat menjadi penyumbang utama masih stagnannya investasi di Sumbar.

"Permasalahan berupa panjangnya proses pembebasan lahan dan belum adanya pemetaan lokasi investasi turut menjadi kendala dalam realisasi investasi di Sumbar," katanya.

Di sisi lain, ia melihat dukungan swasta masih terbatas tercermin dari menurunnya investasi nonbangunan yang sebagian besar komponennya meliputi pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

Akan tetapi stagnasi pertumbuhan investasi Sumbar tertahan oleh masih adanya perusahaan yang melakukan investasi berupa pembangunan pabrik.

Berdasarkan hasil "liaison" Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumbar, geliat investasi oleh pelaku usaha tersebut terjadi akibat peningkatan permintaan besi baja dan CPO seiring dengan membaiknya harga komoditas internasional.

Selain itu peningkatan permintaan kendaraan bermotor mendorong pelaku usaha di bidang penjualan kendaraan bermotor untuk melakukan investasi dalam bentuk pembangunan gudang.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPM PPT) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan target investasi ke Sumbar pada 2017 sebesar Rp6,5 triliun yang berasal dari investor dalam dan luar negeri.

"Prioritas penawaran investasi sektor pariwisata, infrastruktur, perikanan dan energi terbarukan," kata dia.

Ia menyebutkan hingga Maret 2017, komitmen dan realisasi investasi di Sumbar untuk PMDN sebesar Rp1,6 triliun, sedangkan untuk PMA sebesar 138,5 juta dolar Amerika Serikat (Rp1,8 triliun). Artinya sudah tercapai 52,3 persen dari target selama 2017.

Daerah investasi yang ditawarkan kepada investor adalah Kabupaten Solok Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, Agam, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Kota Padang.

Ia berharap target itu bisa terealisasi dengan promosi yang intensif pada beberapa pada acara, baik di dalam dan luar negeri.

"Selain itu, melalui aksi jemput bola membuka hubungan bilateral dengan beberapa negara yang memiliki keunggulan teknologi dan pengalaman di bidang yang menjadi prioritas," katanya. (*)