Wagub Sumbar Ajak Perantau Perhatikan Panti Sosial

id Nasrul Abit, Panti Asuhan

Wagub Sumbar Ajak Perantau Perhatikan Panti Sosial

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit meletakkan batu pertama pembangunan masjid di kompleks Panti Sosial Tresna Wirda (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Padangpariaman yang didanai oleh organisasi Padusi Minang Jakarta, Kamis (8/6). Nasrul Abit mengajak masyarakat di provinsi itu serta perantau untuk memperhatikan sejumlah panti sosial di daerah itu dengan menyisihkan penghasilan mereka guna membantu warga binaan. (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S.)

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengajak masyarakat serta perantau asal provinsi itu untuk memperhatikan warga binaan di sejumlah panti sosial di daerah tersebut.

"Selama ini panti sosial didanai oleh pemerintah provinsi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)," katanya saat peletakan batu pertama masjid di komplek Panti Sosial Tresna Wirda (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Padangpariaman, Kamis.

Namun karena APBD provinsi itu terbatas untuk mendanai semua aset daerah itu sehingga diperlukan perhatian dan peran dari masyarakat serta perantau untuk memperhatikan panti sosial.

Ia menjelaskan peran tersebut seperti menyisihkan penghasilan untuk mendanai keperluan warga binaan panti sosial di daerah itu.

"Setidaknya dapat membantu dalam membeli makanan yang enak untuk warga binaan," katanya.

Karena itu, dia mengucapkan terima kasih kepada organisasi Padusi Minang Jakarta yang telah bersedia membangun masjid di kompleks PTSW Sabai Nan Aluih Sicincin.

Menurut dia, pembangunan masjid tersebut dapat membantu warga binaan untuk beribadah yang selama ini harus keluar kompleks baik diantar dengan mobil maupun berjalan kaki.

Ia mengatakan kondisi tersebut dapat membahayakan keselamatan dan mengganggu kesehatan warga binaan karena usia yang tidak mendukung lagi.

Sementara itu, Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur mengatakan pembangunan masjid tersebut dapat membantu warga binaan dalam mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

"Saya berpesan dalam pembangunan masjid ini hendaknya pihak panti sosial berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat," ujarnya.

Hal tersebut dikarenakan di Minangkabau pendirian sebuah masjid harus berdasarkan pemerintah adat nagari (dasa adat) di daerah itu.

Selain itu dengan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat maka masjid tersebut ramai dikunjungi sehingga manfaat pembangunan itu akan lebih terasa.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin, Darma Kesuma mengatakan jumlah warga binaan di daerah itu sebanyak 110 orang yang terdiri dari 48 wanita dan 62 laki-laki.

"Selama ini untuk keperluan ibadah ke masjid kami mengatarkan mereka dengan mobil namun sebagian harus berjalan kaki karena keterbatasan daya tampung kendaraan," kata dia. (*)