Yandri Korban Erupsi Marapi Dirawat Intensif di RSUD Batusangkar

id Korban Erupsi Marapi, Tanah Datar

Yandri Korban Erupsi Marapi Dirawat Intensif di RSUD Batusangkar

Korban pendaki erupsi Gunung Marapi, Yandri dirawat di rumah sakit Hanafiah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (7/6) dini hari. Yandri salah seorang dari 9 pendaki korban erupsi Gunung Marapi yang sempat dinyatakan hilang di Gunung Marapi pada Minggu (4/6). ( ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Batusangkar, (Antara Sumbar) - Yandri (15), pendaki yang tersesat di Gunung Marapi yang berada di wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat saat ini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ali Hanafiah Batusangkar.

"Kondisinya sudah mulai stabil, dari hasil observasi korban mengalami patah tulang di pergelangan tangan kanan, luka lecet di bagian muka, paha, kaki dan tangan, dan luka bakar ringan di tangan dan kaki," kata dr. Ewi Astri, Sp.B, dokter di Bagian Bedah RSUD Batusangkar, Rabu.

Ia menyebutkan pihaknya sudah melakukan penanganan gawat darurat saat tiba di rumah sakit hingga observasi di bagian bedah dan kondisinya sudah mulai membaik.

Direktur Utama RSUD Batusangkar, Afrizal Hasan menyampaikan pihaknya akan melakukan pelayanan terbaik kepada korban dan pasien lainnya yang datang sesuai prosedur yang berlaku.

Ia menyebutkan, Yandri ditemukan Tim SAR gabungan di Cadas Gunung Marapi pada Selasa (6/6) malam setelah dinyatakan hilang sejak terjadinya erupsi pada Minggu (4/6) sekira pukul 10.00 WIB.

Pelajar Kelas VIII SMP 2 Simandulak, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau ini ditemukan Tim SAR dalam kondisi lemah dan luka-luka karena sudah dua hari tanpa bahan makanan teresat di Cadas Gunung Marapi.

Sebanyak 16 orang pendaki Gunung Marapi yang sempat tersesat setelah gunung api itu mengalami erupsi sudah ditemukan Tim SAR gabungan. Sebanyak 15 orang pendaki dalam keadaan sehat dan sudah kembali ke rumah masing-masing sementara satu orang masih dirawat intensif di rumah sakit.

Sementara, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi Sumbar, Hartanto menyampaikan saat ini aktivitas gempa Gunung Marapi menunjukkan penurunan bila dibandingkan hari sebelumnya.

Pada Senin (5/7) tercatat sebanyak 34 kali gempa letusan sedangkan Selasa (6/7) sebanyak 22 kali gempa letusan. Sementara pada Rabu sejak pukul 00.01 hingga 06.00 WIB telah terjadi gempa letusan sebanyak delapan kali.

Meski demikian status Gunung Marapi tetap Waspada atau Level II dan masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki gunung pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.

Hal itu mengingat kawah sebagai pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan keselamatan orang.

Dari pengamatan visual, asap kawah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 75 sampai 100 meter di atas kawah puncak. Durasi gempa yang terjadi selama waktu tersebut bervariasi mulai dari delapan hingga 20 detik dan amplitudo satu sampai 13 milimeter. (*)