Pariaman, (Antara Sumbar) - Pengusaha peci
di Kota Pariaman, Sumatera Barat, mulai mendapatkan banyak pesanan
selama bulan Ramadhan, bahkan mereka harus menolak karena keterbatasan
waktu pengerjaan. "Terpaksa menolak sebagian pesanan dari
perbagai daerah karena keterbatasan waktu pengerjaan," kata Nasril
(54), salah seorang perajin peci nasional di Pariaman, Senin.
"Saya terpaksa menolak sebagian karena pesanan yang lain juga belum
bisa terpenuhi, selain itu keterbatasan tenaga juga menjadi faktor
kendala," katanya menambahkan.
Ia mengatakan dari awal Ramadhan hingga memasuki pekan kedua Ramadhan, kurang lebih 20 kodi atau 400 pesanan peci.
Selain memenuhi tingginya permintaan konsumen di daerah itu, dirinya
juga harus memenuhi pesanan pelanggan tetap di pelbagai daerah.
"Untuk penjualan tidak hanya di Kota Pariaman, namun daerah seperti
Jakarta, Pekanbaru, Palembang, Batam, dan Bengkulu," ujar dia.
Bahkan sebut dia, biasanya sebagian para perantau asal kota itu yang
berdomisili di luar negeri juga memesan peci menjelang Hari Raya Idul
Fitri.
Terkait harga peci tersebut ujarnya, dijual dengan
nominal yang berbeda tergantung pada jenis atau dasar yang digunakan.
Untuk kualitas biasa dihargai Rp30 ribu, kualitas sedang Rp50 ribu dan kualitas terbaik dihargai hingga Rp120 per peci.
Sementara itu Eri (28), salah seorang konsumen peci mengatakan hasil
kerajinan tersebut tergolong berkualitas karena menggunakan bahan yang
baik.
"Biasanya saya dan teman juga membeli peci nasional
merek Mahkota, selain kualitas yang bagus, harganya juga tergolong
ekonomis bagi masyarakat," ujarnya.
Ia berpendapat kualitas barang asli daerah tersebut juga tidak kalah bersaing dengan produk dari luar. (*)