Keramba Jaring Apung Jadi Penyumbang Terbanyak Cemaran Danau Maninjau

id danau maninjau

Keramba Jaring Apung Jadi Penyumbang Terbanyak Cemaran Danau Maninjau

Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumbar. (Antara)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan, budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan penyumbang pencemaran terbanyak di Danau Maninjau, mengakibatkan danau vulkanik itu tercemar berat.

"Sekitar 1.267.875 kilogram atau 95,34 persen beban pencemaran Danau Maninjau akibat budidaya ikan KJA," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Yilnasri di Lubukbasung, Minggu.

Sisanya, katanya, akibat limbah rumah tangga sebanyak 61.728,38 kilogram atau 4,64 persen, limbah ternak 1.437,63 kilogram atau 0,01 persen, limbah pertanian 286,07 kilogram atau 0,002 persen dan erosi hutan 106,4 kilogram atau 0,001 persen.

Menurut dia, pencemaran ini akibat pembudidaya ikan terlalu banyak memasukan pakan ikan dengan tujuan agar cepat besar. Lalu, jumlah KJA terlalu banyak dari 6.000 petak usulan LIPI dan sekarang sebanyak 17.226 petak.

"Dengan kondisi ini maka pencemaran air danau eutrofik atau dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton atau alga sangat produktif," katanya yang juga Sekretaris penyelamatan Danau Maninjau.

Untuk mengatasi ini, tambahnya, Pemkab Agam membentuk tim satgas untuk membersihkan danau dari enceng gondok dan tim mampu mengeluarkan dua kontainer atau 10 meter kubik enceng gondok setiap hari.

Selain itu, mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menyelamatkan danau dari pencemaran dengan cara mengalihkan ketergantungan masyarakat dari danau ke daratan.

"Masing-masing OPD memiliki program sesuai dengan bidangnya dan berlahan-lahan jumlah KJA ini akan dikurangi," tegasnya.

Ia berharap masyarakat mendukung program pemerintah dalam menyelamatkan danau, sehingga pencemaran bisa berkurang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Loka Ahli Teknologi Penyehatan Danau LIPI Agam, Jojo Sudarso menambahkan, pemerintah harus mengatur jumlah keramba jaring apung dan menghentikan budidaya ikan untuk sementara dalam mengatasi pencemaran danau akibat limbah pakan ikan.

Selain itu, limbah rumah tangga harus diolah dulu sebelum masuk ke danau dan petani menggunakan pupuk ramah lingkunga untuk padi dan tanaman lain.

"Kita optimis kondisi air danau akan kembali pulih apabila ada kemauan dari masyarakat untuk mengurangi jumlah keramba, tidak memasukan limbah rumah tangga ke danau dan lainnya," katanya. (*)