Warga Terdampak Banjir di Jondul Rawang Tidak Bisa Sahur

id Banjir Jondul

Warga Terdampak Banjir di Jondul Rawang Tidak Bisa Sahur

Anakk-anak dievakuasi dari banjir kawasan Jondul, Rawang, Padang, Rabu pagi (31/5). Warga yang dievakuasi menjadikan Kantor dan Operasional Stasiun Meteorologi Teluk Bayur BMKG, sebagai tempat pengungsian sementara. (Antara Sumbar/Fathul Abdi)

Padang, (Antara Sumbar) - Sejumlah warga terdampak banjir di Jondul, Rawang, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), tak bisa melaksanakan sahur karena bencana tersebut.

"Air masuk ke rumah sekitar pukul 02.00 WIB, saya dan keempat anak sedang tidur. Secera perlahan air mulai naik, lalu kami mengungsi," kata salah seorang warga Apri Susanti, di Padang, Rabu.

Karena air semakin tinggi di rumah, katanya, akhirnya ia bersama suami dan keempat anaknya ikut mengungsi di Gedung Kantor dan Operasional Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur BMKG.

"Karena mengungsi kami tak bisa sahur. Makanan untuk sahur sudah dimasak sejak malam, namun genangan air di rumah menyebabkan tidak bisa makan," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya Andri Dermawan, yang mengungsi bersama enam anggota keluarga.

"Keadaan seperti ini tidak terfikirkan untuk sahur. Melihat air di rumah dengan ketinggian satu meter, kami mengemasi barang lalu mengungsi," katanya.

Meskipun demikian tidak semua warga di pengungsian yang tidak sahur. Karena ada beberapa warga yang menyempatkan sahur sebelum dievakuasi.

Pada bagian lain belasan warga telah dievakuasi oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggunakan perahu karet.

Karena tak terdapat tenda pengungsian, warga akhirnya mengungsi di Gedung Kantor dan Operasional Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur (BMKG).

Banjir disebabkan hujan yang mengguyuri daerah itu sejak Rabu dinihari sekitar pukul 00.00 WIB.

Hujan sempat berhenti sebentar pada pukul 05.00 WIB, namun kembali turun sekitar pukul 05.30 WIB.

Hingga pukul 06.00 WIB, hujan masih mengguyuri daerah itu. Sementara ketinggian air terus naik mencapai satu meter lebih.

Perahu karet dari BPBD, serta Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan II Padang masih tampak melakukan evakuasi. (*)