Menunggu Hasil Tim Investasi Sumbar di Eropa

id investasisumbar

Padang, 30/5 (Antara) - Tim investasi Sumatera Barat bertolak ke beberapa negara di Eropa, 22 Mei hingga 1 Juni 2017, untuk mempromosikan potensi daerah serta menjaring investor agar mau menanamkan modal pada empat sektor unggulan.

Empat sektor itu masing-masing infrastruktur, perikanan, pariwisata, dan energi terbarukan. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika investor ingin berusaha di bidang lain seperti pertanian atau perkebunan.

Dari empat sektor itu, dua di antaranya merupakan primadona, yaitu pariwisata dan energi terbarukan.

Pada sektor pariwisata, Sumbar mendapat dua penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016, yaitu World's Best Halal Destination dan World's Best Halal Culinary Destination.

Selain itu agen perjalanan asal Sumbar, Ero Tour, memenangkan satu kategori khusus, yaitu World's Best Halal Tour Operator.

Pariwisata yang telah memiliki arah yang jelas itu diharapkan lebih memudahkan investor untuk menentukan konsep pengembangan usaha.

Untuk energi terbarukan, Sumbar memiliki potensi yang cukup luar biasa. Tercatat, ada 16 titik panas bumi yang bisa dikembangkan menjadi energi listrik dengan potensi energi mencapai 1.656 Mega Watt.

Saat ini, dari potensi yang ada, baru PT Supreme Energy Muara Labuh yang telah menggarap potensi panas bumi pada dua titik, yaitu Muara Labuh dan Liki Pinangawan, dengan potensi energi masing-masing 194 MW dan 412 MW.

Sementara itu, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Sumbar mencapai 1100 MW dan baru tergarap 63 titik dengan kapasitas 351 MW. Masih ada potensi 749 MW yang menunggu investor.

Belanda menjadi tujuan pertama tim yang dipimpin Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tersebut, salah satunya menghadiri Festival Tong Tong di Den Haag (sebelum 2009 dikenal sebagai Pasar Malam Besar), yaitu festival terbesar di dunia untuk budaya Eropa-Indonesia.

Festival yang digelar setiap tahun di Belanda sejak didirikan pada 1959 menjadi salah satu festival tertua dan festival akbar terbesar keempat di Belanda.

Kegiatan itu juga acara tahunan dengan jumlah pengunjung tertinggi di Kota Den Haag, Belanda, setelah secara konsisten menarik lebih dari 100.000 pengunjung sejak 1993. Oleh karena itu, acara yang digelar 24 Mei tersebut, dinilai potensial untuk memasarkan potensi Sumbar.

Apalagi, pada Festival Tong Tong 2017, Sumbar menjadi tamu kehormatan Kerajaan Belanda. Sumbar diberi kesempatan memperkenalkan dan mempromosikan wisata serta budaya Minangkabau pada festival yang melibatkan banyak negara di Eropa itu.

Sejumlah tarian khas Minangkabau yang ditampilkan pada pembukaan Festival Tong Tong pada 25 Mei mampu mengundang decak kagum penonton.

Salah seorang anggota delegasi yang bertanggung jawab terhadap tim kesenian, Derliati, mengatakan penampilan luar biasa tersebut memang sudah ditargetkan sejak awal, karena tujuannya bukan hanya membuat penonton kagum, tetapi bisa menggugah keinginan warga Eropa untuk mengunjungi Sumbar.

Beberapa produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ditampilkan dalam festival itu juga mendapatkan perhatian orang-orang yang hadir.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan diminatinya produk UMKM tersebut bukan hanya karena kualitas yang bersaing tetapi juga karena kemasan yang menarik. Kemasan tidak hanya sebagai bungkus, tetapi lebih kepada "branding" produk.

Irwan mengatakan hal itu harus menjadi perhatian serius bagi instansi terkait serta pelaku usaha UMKM karena ternyata dengan kemasan yang bagus, produk Sumbar juga bisa bersaing di Eropa.

Tim investasi juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan calon investor dari Polandia, di KBRI Polandia pada 26 Mei 2017 masing-masing TOMO Group dan URSUS.

TOMO Group menyatakan berminat untuk investasi dan menawarkan berbagai peluang kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan seperti di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro dan Pembangkit Listrik Tenaga Air, termasuk juga pengolahan limbah di Sumbar.

Ryszard Ciurus dari URSUS tertarik untuk kerja sama di bidang modernisasi alat dan mesin pertanian di Sumbar. Hal tersebut, dimungkinkan karena 60 persen warga Sumbar bergerak di bidang pertanian.

Di Antwerp Belgia, tim diundang oleh Perusahaan Molenbergnatie, sebuah perusahaan multiinternasional yang bergerak di bidang pengumpul kopi dan pemasok kopi mentah terbesar di Eropah.

Pola kerja sama yang diterapkan perusahaan tersebut, sangat menarik karena langsung membeli kopi kepada petani tanpa perantara, sehingga petani akan lebih diuntungkan.

"Sebagai salah satu daerah penghasil kopi, Sumbar berpotensi menjalin kerja sama dengan perusahaan ini. Kita akan mendorong dan memfasilitasi petani kopi kita, agar bisa masuk dan bekerja sama dengan Molenbergnatie yang juga merupakan pemasok kopi Nestle dan Starbuck," kata Irwan Prayitno yang dihubungi dari Padang.

Orang nomor satu di Sumbar itu, juga menawarkan kerja sama kepada perusahaan SIPEF yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, pisang, karet, dan nanas.

Ia menawarkan kerja sama dengan masyarakat yang mempunyai lahan.

Soal lahan, katanya, di Sumbar cukup unik, namun tidak ada halangan untuk berinvestasi, asalkan menyesuaikan dengan sistem di daerah itu.

Sebelum kembali ke Tanah Air, tim tersebut masih berpeluang untuk bertemu dengan calon investor lain. Diharapkan pertemuan yang telah dilakukan itu benar-benar bisa memberikan hasil positif kepada Sumbar.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPM PPT) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan target investasi ke Sumbar 2017 sebesar Rp6,5 triliun yang berasal dari investor dalam dan luar negeri.

Prioritas penawaran investasi, ucap dia, sektor pariwisata, infrastruktur, perikanan, dan energi terbarukan.

Hingga Maret 2017, komitmen dan realisasi investasi di Sumbar untuk PMDN sebesar Rp1,6 triliun, sedangkan untuk PMA sebesar 138,5 juta dolar Amerika Serikat (Rp1,8 triliun). Hal itu, artinya sudah tercapai 52,3 persen dari target selama 2017.

Daerah investasi yang dituju investor adalah Kabupaten Solok Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, Agam, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Kota Padang.

Ia berharap target itu bisa terealisasi dengan promosi yang intensif pada beberapa pada acara, baik di dalam dan luar negeri.

Selain itu, melalui aksi "jemput bola", membuka hubungan bilateral dengan beberapa negara yang memiliki keunggulan teknologi dan pengalaman di bidang yang menjadi prioritas. *