Masyarakat Diajak Melaksanakan Prosesi "Balimau" Sesuai Tradisi

id Balimau

Masyarakat Diajak Melaksanakan Prosesi "Balimau" Sesuai Tradisi

Tradisi "balimau". (Antara) ( )

Painan, (Antara Sumbar) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Aprial Habas mengajak masyarakat di daerah itu melaksanakan prosesi "balimau" dalam menyambut masuknya Bulan Suci Ramadhan sesuai dengan tradisi.

"Prosesi "balimau" dilaksanakan sebagai upaya menyucikan diri dan hati menyambut Bulan Suci Ramadhan, namun saat ini sebagian masyarakat keliru dalam pelaksanaannya," kata di Painan, Minggu.

Ia mencontohkan kekeliruan yang dimaksud diantaranya mandi pada sebuah sungai bercampur antara laki-laki dan perempuan, berboncengan mengendarai sepeda motor pada saat pergi dan pulang menuju sungai yang dimaksud antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.

Bahkan kegiatan tersebut sampai meninggalkan waktu shalat dari Azhar hingga Magrib.

"Jelas keliru dan tidak berdasar. Bukannya mendapat keberkahan namun sebaliknya. Tidak jarang terjadi kecelakaan lalu lintas yang bisa berakibat fatal karena antusiasnya masyarakat yang melakoni," ujarnya.

Kepada orang tua dan tokoh masyarakat ia mengimbau agar memberikan pemahaman kepada anak dan masyarakat sekitarnya, karena jika hal tersebut berlarut-larut tentu pesan-pesan moral dan agama melalui prosesi "balimau" akan hilang dengan sendirinya.

Bundo kandung Pesisir Selatan, Yunidarmi mengatakan hal serupa, menurutnya pelaksanaan prosesi "balimau" dengan cara mandi bercampur antara laki-laki dan perempuan di sebuah sungai sangatlah keliru.

Menurutnya prosesi "balimau" sesuai tradisi merupakan upaya menyiapkan diri menghadapi Bulan Suci Ramadhan dengan memperkuat silaturahmi dan maaf memaafkan.

Pada akhir kegiatan masing peserta akan mengusapkan ramuan "limau" yang terdiri dari air yang telah dicampuri dengan berbagai jenis kembang ke kening dan juga rambut.

"Limau" disiapkan oleh masing kelompok baik nagari (desa adat), suku dan lainnya. Kegiatannya dilaksanakan pada sebuah lokasi yang bisa menampung keramaian.

"Kegiatan "balimau" masih dipertahankan oleh masyarakat Pesisir Selatan walaupun disisi lain sebagian masyarakat juga tertarik melaksanakan prosesi "balimau" yang keliru," katanya. (*)