MUI Bukittinggi Dilibatkan Siapkan Program Pembinaan Siswa Selama Ramadhan

id Ramadhan, Pelajar, Bukittinggi

MUI Bukittinggi Dilibatkan Siapkan Program Pembinaan Siswa Selama Ramadhan

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Bukittinggi, Ismail Djohar (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat menyiapkan program pembinaan siswa Ramadhan untuk meningkatkan kegiatan keagamaan pelajar di momen itu.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Bukittinggi, Ismail Djohar di Bukittinggi, Rabu, mengatakan kegiatan disiapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan MUI setempat.

"Intinya tetap seperti pesantren Ramadhan namun dirancang agar pelaksanaan lebih efektif untuk membangun siswa yang berkarakter dan berakidah," katanya.

Ketua MUI Bukittinggi, Aidil Alfin mengatakan program pembinaan siswa Ramadhan yang dilaksanakan bersama pemerintah setempat dirancang setelah mengevaluasi kegiatan serupa yang telah berlangsung sebanyak empat kali.

"Di pembinaan tahun ini, siswa memilih sendiri masjid yang berada di lingkungannya. Selain memudahkan juga akan mendekatkan siswa dengan masjid di tempat tinggalnya," ujarnya.

Menurutnya hal itu sebagai langkah mencapai target dari pembinaan tersebut yaitu mendekatkan siswa dengan masjid dan tetap meramaikan masjid setelah Ramadhan usai.

"Ini berbeda dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sekolah yang menentukan siswa mengikuti pembinaan Ramadhan di masjid tertentu yang dapat saja jauh dari tempat tinggal siswa," ujarnya.

Dalam pembinaan siswa Ramadhan, MUI akan bertindak sebagai pihak yang menjalankan program dengan menyiapkan materi pembinaan berupa pengetahuan, berperilaku sesuai adat dan akidah serta praktik ibadah.

"Dijadwalkan pembinaan mulai dilaksanakan pada 5 Juni 2017 dan kami melibatkan Himpunan Dai serta ormas Islam lain sebagai pemateri," katanya.

Namun di sisi lain, pihaknya menyayangkan program tersebut hanya diperuntukkan bagi siswa tingkat SMP.

"Ini berkaitan dengan kewenangan di kabupaten dan kota yang hanya hingga tingkat SMP. Namun kami berharap nanti ada solusi agar siswa SMA dapat pula terlibat," katanya. (*)