Korem Minta Warga Siaga Kelompok Radikal, Berkedok Bantuan Kemanusiaan

id radikalisme

Korem Minta Warga Siaga Kelompok Radikal, Berkedok Bantuan Kemanusiaan

Ilustrasi - Tolak paham radikalisme. (cc)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja Sumatera Barat, mengingatkan warga Kota Pariaman agar selalu siaga terhadap paham radikalisme khususnya dalam memanfaatkan bantuan kemanusiaan untuk kepentingan kelompok tertentu.

"Kelompok radikal merupakan kelompok yang selalu mencari kesempatan dalam kesempitan, bahkan memanfaatkan kegiatan kemanusiaan untuk kepentingan sendiri sehingga keberadaannya perlu diwaspadai dan diberantas," kata Kepala Seksi Operasi Korem 032/Wirabraja, Kolonel Inf Wawan Erawan di Pariaman, Selasa.

Ia menjelaskan paham radikalisme itu bersinggungan dengan Undang-undang sehingga setiap gerakan radikal perlu ditangkal, apalagi keberadaannya merupakan suatu ancaman di tengah-tengah masyarakat.

Untuk menangkal hal tersebut, katanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan terus mengingatkan agar warga tetap waspada.

"Mudah-mudahan tidak ada gerakan-gerakan radikal di Kota Pariaman dan diharapkan tiap bantuan kemanusiaan dapat tepat sasaran serta tidak dimanfaatkan kelompok tertentu saja," katanya.

Secara umum, ia menjelaskan radikalisme termasuk kategori gangguan, ancaman, tantangan dan hambatan nasional yang terkadang muncul menyusup berkedok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Selalu ada upaya oknum-oknum masyarakat untuk menumbuhkan ajaran radikal. Menyusup berupa LSM, lalu berkedok aktivitas pemberdayaan masyarakat. Ini bahaya dan perlu diberantas," ujarnya.

Sebelumnya, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang Sumatera Barat, Eka Putra Wirman mengatakan setiap individu yang tidak mendapatkan keadilan merupakan lahan subur bagi berkembangnya radikalisme.

"Apabila terjadi ketidakadilan di negara ini maka itu merupakan sasaran bagi oknum tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme," katanya.

Ia mengatakan untuk melakukan upaya mencegah berkembangnya radikalisme di masyarakat, terutama di dalam kampus maka pihaknya akan terus mengawasi jika ada perbuatan-perbuatan yang mengarah pada tindakan radikal.

Selanjutnya pihak kampus akan memberikan arahan-arahan kepada organisasi-organisasi mahasiswa yang ada di lingkungan universitas agar tidak terjebak pada hal tersebut.

"Selain memberikan arahan-arahan, kami juga akan berupaya mendeteksi di lapangan terkait hal-hal apa saja yang membuat mahasiswa tertarik pada paham radikal," katanya.

pemangku adat Minangkabau, Yuzirwan Rasyid mengatakan Sumatera Barat, beruntung memiliki adat Minang sebab hal itu dapat berperan awal untuk menangkal paham radikalisme di masyarakat.

"Dalam terminologi adat Minang, tidak ada kekerasan dan intoleransi," ujarnya.

Pasalnya, dalam adat Minang, setiap persoalan yang terjadi di masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat, termasuk untuk mendeteksi keberadaan orang asing di lingkungan masyarakat.

"Untuk itu, perilaku radikalisme harus diberantas hingga ke akar-akarnya dan masyarakat jangan menganggap remeh hal tersebut," katanya. (*)