BI : Media Bangun Ekspektasi Positif Terkait Inflasi

id Bank Indonesia, Inflasi, Media

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat berharap media massa di daerah ikut membangun ekspektasi atau harapan positif tentang kondisi inflasi sehingga persepsi yang terbangun di benak publik adalah stok pangan mencukupi.

"Media berperan besar agar terwujud inflasi yang stabil dan terkendali. Jika dalam pemberitaan ada unsur yang memicu kepanikan, bisa jadi publik akan memborong komoditas pangan," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Puji Atmoko di Padang, Sabtu.

Ia menilai salah satu faktor yang memengaruhi inflasi adalah bagaimana persepsi publik dibangun dan media ikut andil memengaruhi lewat pemberitaan.

"Misalnya ada berita tentang harga pangan melonjak, ini akan memengaruhi kondisi psikologis konsumen untuk terpengaruh ikut membeli dalam jumlah banyak," katanya.

Ia menyampaikan berdasarkan perkiraan administered price atau barang diatur pemerintah menjadi pemicu inflasi yang dominan di Sumbar pada 2017.

"Kenaikan tarif dasar listrik secara bertahap serta potensi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak akan mendorong laju inflasi Sumbar pada tahun ini," katanya.

Sementara pada 2016 penyumbang inflasi terbesar di Sumbar berasal dari komoditas pangan bergejolak yaitu cabai merah dengan andil 1,50 persen, beras 0,33 persen dan bawang merah 0,14 persen.

Kemudian pada kelompok barang diatur pemerintah rokok filter dan kretek menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,26 persen dan 0,22 persen, kata dia.

Lalu pada kelompok inti biaya SMA serta mobil menjadi pemicu inflasi pada 2016 dengan andil masing-masing 0,23 persen dan 0,18 persen.

Ia menyebutkan pada 2017 dari kelompok inti inflasi disebabkan kenaikan tarif ponsel pada awal tahun, peningkatan konsumsi seiring membaiknya daya beli serta dampak lanjutan penyesuaian harga barang diatur pemerintah.

Sementara dari sisi pangan bergejolak inflasi disebabkan oleh gangguan produksi dan distribusi akibat anomali cuaca, kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat kota Padang mengalami deflasi 0,03 persen pada April 2017 disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan biaya pendidikan.

"Deflasi disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yaitu cabai merah, ayam ras serta peralatan pendidikan berupa buku tulis dan pensil," kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi.

Ia menyebutkan di Padang pada April 2017 komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai merah, daging, ayam ras, kangkung, bayam, telur ayam ras, bawang merah, buncis, cabai rawit, cabai hijau dan lainnya. (*)