Kisah Napi Kabur, Pelarian Berakhir di Dalam Ember

id Napi, Kabur, Rutan, Sialang Bungkuk

Kisah Napi Kabur, Pelarian Berakhir di Dalam Ember

Polres Padangpariaman, Sumatera Barat menangkap Narapidana Zendi Ismail (20) yang kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Sialang Bungkuk Pekanbaru, Riau. (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S)

Ini akan akan menjadi kenangan seumur hidup seorang Zendi Ismail (20). Pelariannya dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Sialang Bungkuk Pekanbaru, Riau, Jumat (5/5) ke kampung halamannya di Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, harus berakhir di dalam ember.

Ketika penangkapan napi tersebut sembunyi di dalam ember dan hampir mengelabui petugas yang akan menangkapnya, kata Wakil Kepala Kepolisan Resor Padangpariaman, Kompol Yuhandri saat jumpa pers di Parit Malintang, Jumat.

"Saat ini napi tersebut ditahan di Polres Padangpariaman menunggu Kepolisian Riau menjemputnya," tambahnya.

Zendi terjerat kasus pencurian kendaraan bermotor dengan hukuman dua tahun enam bulan penjara dan telah menjalani hukuman selama satu tahun.

Sebelum ditangkap, Zendi baru sampai di kampung orang tuanya di Korong Rukam Pauh Manih, Nagari Koto, Dalam, Kecamatan Padang Sago pada Sabtu (6/5) pukul 04.00 WIB.

Dari pengakuannya dihadapan polisi, napi tersebut setelah kabur, sekitar 500 meter dari Rutan ia menumpang pengendara sepeda motor hingga sampai di rumah orang tuanya di Panam, Pekanbaru.

Kompol Yuhandri menambahkan sesampai di Panam, Zendi Ismail tidak menemukan orang tuanya. Lalu ia meminta uang kepada adiknya, namun adiknya hanya bisa memberi sebesar Rp150 ribu.

"Setelah itu napi diantar adiknya ke biro travel di Rimbo Panjang," ujar dia.

Ia kemudian naik mobil travel untuk pulang ke rumah orang tuanya di Padang Sago, Padangpariaman.

Meskipun mobil travel yang ditumpanginya sempat dihadang polisi yang sedang razia di Bangkinang, Kampar Riau, namun saat itu ia mengaku masih berumur 16 tahun dan tidak memiliki kartu tanda pengenal.

"Hal tersebut juga didukung oleh wajah napi yang terlihat masih muda," kata dia.

Ia akhirnya sampai di kampung halamannya. Selama di Padangpariaman napi tersebut membantu saudara ibunya seperti ke sawah dan menjaga sepupunya yang masih kecil.

Sementara itu Kabag Humas Polres Padangpariaman, Irwan Sikumbang mengatakan penangkapan tersebut bermula dari laporan masyarakat yang risih dengan keberadaan napi.

"Setelah itu kami berkoordinasi dengan Kepolisian Riau untuk memastikan napi tersebut," ujar dia.

Setelah dipastikan dilakukan penangkapan. Saat ditangkap sang napi sembunyi di dalam ember dan hampir mengelabui polisi, namun akhirnya tertangkap dan pelariannya kini berahir.

Sebelumnya diberitakan sejumlah polisi dari Polres Padangpariaman, menangkap satu narapidana Zendi Ismail. "Napi tersebut ditangkap sekitar Kamis (11/5) pukul 16.30 WIB," kata Kapolres Padangpariaman, AKBP Eri Dwi Hariyanto.

Ia mengatakan napi itu ditangkap di Korong Rukam Pauh Manih, Nagari (desa adat) Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padangpariaman.

Penangkapan tersebut karena pihaknya mendapat laporan dari masyarakat di daerah itu, lalu pihaknya mengonfirmasinya ke Kepolisian Riau.

"Ternyata orang yang dilaporkan masyarakat itu benar napi yang kabur," katanya.

Kemudian unit Reskrim Polres Padangpariaman dan personel Polisi Sektor VII Koto Sungai Sarik langsung menangkap napi tersebut.

Ia mengatakan napi tersebut lari ke Padang Sago karena orang tuanya tinggal di daerah itu. Napi itu sampai di Padang Sago pada Sabtu sekitar pukul 04.00 WIB.

Antisipasi

Sementara itu Polres Kota Pariaman, (yang bertetangga dengan Kabupaten PadangPariaman) juga melakukan mengantisipasi pergerakan tahanan kabur dari Rumah Tahanan Kelas II B Sialang Bungkuk, melalui Operasi Patuh 2017 di daerah itu.

"Polda Riau telah melakukan koordinasi dengan beberapa Polda terdekat untuk mengantisipasi pergerakan para napi dan tahanan yang melarikan diri," kata Kepala Satuan Lalu lintas Polres Pariaman, Iptu Fitri Dewi Utami.

Ia menambahkan beberapa langkah antisipasi yang dilakukan mengecek seluruh angkutan umum maupun pribadi yang melintasi wilayah hukum polres setempat.

Pihaknya juga memastikan pemeriksaan identitas setiap masyarakat yang melewati jalur operasi. Hal tersebut ditujukan untuk menjaring para tahanan dan napi yang kabur.

"Operasi lebih diperketat dengan memeriksa seluruh kendaraan yang melintas karena dikhawatirkan para napi maupun tahanan yang kabur memasuki wilayah Kota Pariaman," sebutnya.

Pihaknya menduga dari jumlah napi dan tahanan yang kabur tersebut bisa saja merupakan masyarakat asal Sumatera Barat. Sehingga potensi untuk kabur ke daerah itu cukup tinggi.

"Kemungkinan ada masyarakat suku Minangkabau yang menjadi tahanan atau napi di rutan tersebut, oleh karena itu perlu kewaspadaan tinggi," katanya.

Pada Jumat (5/5) ratusan tahanan di Rumah Tahanan Klas IIB Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, kabur dengan mendobrak pagar hingga runtuh.

Kepala Hubungan masyarakat (Humas) Polresta Pekanbaru, Ipda Dodi Vivino menyebutkan bahwa polisi telah disebar di Pekanbaru untuk menangkap kembali mereka yang kabur.

Terkait hal ini Kepolisian Daerah (Polda) yang berbatasan dengan Provinsi Riau ikut mengantisipasi tahanan yang masih kabur.

"Kita koordinasi dengan Polda Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara melakukan penyekatan dan razia jalur lintas, dermaga, dan bandar udara," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo.

Razia darat dilakukan pada daerah seperti Sumbar, Sumut, dan Jambi. Sedangkan untuk razia laut dilakukan di Pelabuhan Karimun, Tanjung Pinang dan Batam. (*)