Pengusaha Belarusia Tertarik Berinvestasi Listrik di Sumbar

id Investasi

Pengusaha Belarusia Tertarik Berinvestasi Listrik di Sumbar

Ilustrasi investasi (Antara)

Pengusaha asal Belarusia "melirik" dan telah menyatakan niatnya untuk menjajaki peluang berinvestasi di bidang energi terbarukan, khususnya memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Barat (Sumbar).

Bidang energi itu adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dan pengelolaan potensi panas bumi yang ada di wilayah Sumbar.

"Kami sebenarnya bergerak di bidang konstruksi, tetapi juga berminat terhadap energi terbarukan. Kami ingin melihat langsung potensi itu di Sumbar," kata pengusaha asal Belarusia Victor Sesof.

Ia kemudian datang ke Padang bersama Wakil Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia, Lasro Simbolon dan telah bertemu dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Dalam pertemuan itu antara lain dibicarakan niat investor itu untuk menjajaki menanamkan modalnya di bidang energi di Sumbar.

Sebelum berinvestasi, ia menyebutkan membutuhkan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan terhadap potensi energi terbarukan di Sumbar, agar rencana investasi yang akan dilakukan bisa terukur.

Sementara Wakil Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia, Lasro Simbolon mengatakan kedatangan investor tersebut merupakan langkah penting dalam upaya kerja sama ekonomi berkelanjutan.

"Jika investasi yang pertama berhasil, akan terbuka peluang pengusaha asal Belarusia dan Rusia akan ikut berinvestasi di Sumbar," tambahnya.

Kerja sama ekonomi akan saling menguntungkan kedua belah pihak tidak hanya pengusaha dan pemerintah provinsi Sumbar, tetapi juga masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengemukakan pihaknya sangat terbuka untuk investasi dari berbagai pihak, termasuk investor luar negeri, karena akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Peluang investasi yang ada, menurutnya sangat beragam. Tetapi yang diapungkan adalah peluang energi terbarukan, pariwisata dan tekhnologi padat karya.

"Siapa saja yang ingin menanamkan modal untuk tiga sektor ini tentu kita dukung," ujarnya.

Di Sumbar sendiri tercatat 16 titik panas bumi yang bisa dikembangkan menjadi energi listrik dengan potensi energi mencapai 1.656 MW.

Saat ini dari potensi yang ada baru PT. Supreme Energy Muara Labuh yang telah menggarap potensi panas bumi pada dua titik, yaitu Muara Labuh dan Liki Pinangawan, dengan potensi energi masing-masing 194 MW dan 412 MW.

Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Sumbar mencapai 1100 MW dan baru tergarap 63 titik dengan kapasitas 351 MW. Masih ada potensi 749 Mega Watt (MW) yang menunggu investor.

Panas Bumi

Sebelumnya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan energi panas bumi di daerah itu memiliki potensi yang cukup besar untuk menarik investor datang dan menanamkan modalnya di daerah tersebut.

"Sumbar mempunyai potensi energi panas bumi yang cukup banyak. Sebagian telah digarap, tetapi masih ada 11 titik panas bumi lagi di daerah ini belum tersentuh dan bisa menarik investor ke sini," katanya.

Menurut dia sejumlah titik energi panas bumi yang telah menarik investor adalah energi panas bumi di Solok Selatan yang sudah dikelola oleh PT Supreme Energy.

Energi panas bumi yang berada di Talang dan Talamau juga sudah menarik investasi dari pengusaha asal Turki.

"Sedangkan yang masih tersisa akan kita tawarkan pada investor yang berminat," kata dia.

Irwan mengatakan saat melakukan kunjungan ke Belarusia dan Rusia beberapa waktu lalu pihaknya juga menawarkan potensi energi panas bumi itu kepada sejumlah investor asal Rusia dan mendapatkan tanggapan positif.

"Kita akan paparkan potensi energi panas bumi tersebut kepada calon investor," kata Irwan

Dorong Swasta

Terkait potensi energi di Sumbar, pihak PT PLN (Persero) Wilayah setempat juga mendorong pihak swasta untuk menanamkan modalnya untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan guna menambah pasokan listrik di daerah itu.

"PLN ingin para swasta bisa bekerja sama dalam berinovasi menciptakan listrik dari energi nonfosil," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Sumbar, Remalis.

Ia menambahkan, PLN siap membeli listrik dari hasil energi baru dan terbarukan yang dikembangkan perusahaan swasta maupun perorangan. "Berapa pun jumlah listrik yang dihasilkan, akan kami beli," tegasnya.

Ia menjelaskan saat ini pasokan listrik Sumbar dalam keadaan surplus, yakni di angka 610,1 MW, sedangkan untuk kebutuhan masyarakat berada pada beban puncak 538 MW.

"Walaupun pasokan tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, namun ini bukan berarti kami tidak mencari energi lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk antisipasi jika terjadi kerusakan pada pembangkit listrik yang ada," ujarnya.

Saat ini pembangkit listrik di Sumbar berasal dari air dan batu bara, pasokan dari kedua bahan tersebut masih aman untuk jangka waktu lama.

Menurut dia meskipun sumber energi fosil yang berasal dari batu bara ini mempunyai pasokan yang mencukupi, namun sumber daya ini akan terus berkurang.

"Berbeda dengan energi baru dan terbarukan seperti sampah (limbah sawit), air, dan panas bumi," katanya.

Energi baru dan terbarukan yang sedang dan telah berjalan saat ini bersumber dari limbah sawit, air, dan panas bumi.

Khusus untuk panas bumi dan air berada di Solok Selatan masing-masing delapan lokasi dan dua di antaranya telah beroperasi, sedangkan limbah sawit di Kabupaten Pasaman, Pesisir Selatan, dan Sijunjung.

Di Sumbar ada 10 pembangkit, lima di antaranya milik PLN, yakni PLTA Maninjau dengan kapasitas 68 MW, PLTA Singkarak 175 MW, PLTA Batang Agam 11 MW, PLTU Ombilin 200 MW, dan PLTU Teluk Sirih 200 MW.

Pembangkit lainnya milik swasta, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) PT Selo Kencana Energi memiliki kapasitas 7,9 MW, PLTMH Anggrek Mekar Sari 0,7 MW, PLTMH Pelita Prima Nusantara 1,2 MW, PLTMH Waskita Sangir Energi 10 MW, dan PLTMH Napal Melintang 0,5 MW.

Jika pengusaha Belarusia itu kelak jadi berinvestasi di bidang energi terbarukan, diharapkan akan semakin memudahkan pemenuhan kebutuhan energi yang diharapkan, seperti listrik, selain menunjang kemajuan perekonomian setempat. (*)