Fisip Unand Tuan Rumah Konferensi Forum Dekan

id Unand, Konferensi, Forum, Dekan

Fisip Unand Tuan Rumah Konferensi Forum Dekan

Unand.

Padang, (Antara Sumbar) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang didaulat sebagai tuan rumah Konferensi Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia yang akan dihelat mulai 9 hingga 12 Mei 2017 di Padang, Sumatera Barat.

"Konferensi akan dihadiri oleh 85 delegasi se-Indonesia dan seminar nasional diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia," kata Wakil Dekan FISIP Unand Aidinil Zetra di Padang, Senin.

Ia mengatakan bahwa Konferensi Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial perguruan tinggi negeri se-Indonesia dan Seminar Nasional III tersebut bertemakan "Transformasi Ilmu Sosial dan Politik dalam Menyelesaikan Permasalahan Bangsa".

"Tema ini sengaja diusung karena banyak universitas saat ini di Indonesia hanya fokus pada upaya mewujudkan diri sebagai World Class Research University (WCRV) atau universitas yang hanya fokus pada penelitian sehingga melupakan esensi dari perguruan tinggi, yaitu sebagai lembaga pengembangan ilmu," katanya.

Menurut dia, banyak sinyalemen mengatakan bahwa ilmu sosial politik di Indonesia tengah mengalami krisis. Melalui konferensi ini, diharapkan terhimpun pemikiran untuk mengembangkan ilmu sosial dan politik yang betul-betul berkarakter agar dapat ditransformasikan dalam kehidupan bangsa.

Aidnil mengatakan bahwa transformasi ilmu sosial dan politik pada seminar itu lebih dimaknai sebagai perjuangan ilmuwan sosial dan politik Indonesia tidak hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam bidang keilmuan, tetapi juga memiliki kepedulian dan dedikasi untuk menjawab permasalahan sosial masyarakat.

Diharapkan dari pengembangan ilmu sosial dan politik bukan sekadar menambah pengetahuan, melainkan juga meningkatkan kapasitas ilmuwan sosial politik dalam mengatasi masalah bangsa.

"Transformasi ilmu sosial politik dalam konteks ini lebih diarahkan pada upaya meningkatkan komitmen ilmuwan sosial dan politik untuk mewujudkan realitas baru sesuai dengan apa yang diteorikannya," katanya.

Ketika ilmuwan membahas demokrasi, misalnya, kepedulian yang diharapkan bukan hanya pada ukuran dan ciri-ciri demokrasi, melainkan lebih dari itu bagaimana menghasilkan perilaku bersama yang memenuhi ukuran dan ciri-ciri demokrasi sebagai ekspresi dari komitmen etik para ilmuwan sosial politik.

Oleh karena itu, lanjut dia, dalam transformasi ilmu sosial politik dibutuhkan keseimbangan ilmu dari sisi ontologis, epistemologis, dan aksiologis sehingga tidak sekadar untuk tahu, tetapi harus mampu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia berharap seminar nasional itu menghasilkan semangat, gagasan, dan motivasi baru untuk melakukan transformasi ilmu sosial dan ilmu politik sehingga memiliki kontribusi yang jelas bagi penanganan masalah-masalah sosial di negeri ini. (*)