Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Perusahaan daerah kepariwisataan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat membenahi Taman Satwa Kandi guna meningkatkan kunjungan pelancong ke objek wisata konservasi tersebut pada 2017.
"Kegiatan tersebut meliputi pengintegrasian seluruh wahana yang telah ada sebelumnya ke dalam lokasi taman satwa antara lain wahana flying fox, permainan paintball, bianglala, shooting target dan beberapa jenis permainan air," kata Direktur Utama PT Wahana Wisata Sawahlunto, Gannofahlis di Sawahlunto, Senin.
Menurutnya upaya tersebut dilakukan guna menjaga keberlangsungan operasional salah satu objek wisata yang dikelola pihaknya itu yang terus mengalami penurunan pendapatan sejak beberapa tahun belakangan ini.
Sementara untuk pembiayaan kebutuhan asupan koleksi satwa dilindungi di kebun binatang tersebut, pihaknya harus mengeluarkan dana mencapai Rp25 juta per bulan.
"Untuk menutupi biaya tersebut terpaksa ditalangi dari pendapatan objek wisata lainnya yang kami kelola, yakni Sawahlunto Water Park Muaro Kalaban," ujarnya.
Ia mengatakan jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut maka dikhawatirkan akan mengganggu siklus keuangan perusahaan sehingga berisiko terhadap upaya pelestarian hewan dilindungi yang menjadi dasar pembangunan taman satwa itu.
Pihaknya berharap, dengan telah dilengkapinya sarana prasarana pendukung dalam satu lokasi maka minat kunjungan bisa meningkat dan mampu memenuhi beban biaya operasional unit taman satwa tersebut secara mandiri.
"Untuk wahana flying fox merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera untuk saat ini dengan bentangan 230 meter, selain itu untuk tarif permainan paintball dipatok dengan harga Rp30.000 per orang untuk satu jam dengan jumlah perlengkapan untuk 20 orang," ungkapnya.
Selain itu, tambahnya pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak dua jenis arena permainan paintball masing-masing untuk jenis perang kota dan gerilya.
Sementara itu, salah seorang pemerhati satwa dilindungi berkebangsaan Australia, Willy di sela-sela kunjungannya ke kota itu mengingatkan agar upaya konservasi satwa haruslah mengacu pada tindakan dalam menjaga kondisi fisik dan psikis hewan yang menjadi koleksi kebun binatang tersebut.
"Setiap aktivitas yang berlangsung diharapkan tidak mengganggu ketenangan hewan-hewan tersebut dan yang paling penting adalah harus ada keahlian khusus untuk menanganinya agar sifat kebinatangan satwa itu tetap terpelihara," kata dia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia petugas pengasuh hewan melalui diskusi dan praktek langsung di kandang hewan dilindungi itu.
"Kami juga membantu biaya pembangunan kandang untuk seekor bayi orang utan yatim piatu koleksi kebun binatang ini lengkap dengan alat permainan dengan memperhitungkan keterjagaan sifat hewaninya secara alami agar bisa tumbuh dewasa tanpa menghilangkan sifat bawaannya akibat terlalu lama bergaul dengan manusia," tambahnya. (*)
Berita Terkait
Apresiasi Kehadiran Sandiaga Uno Di Bonjol, Benny Utama : Perayaan Titik Kulminasi Pemantik Kunjungan Wisata Ke Pasaman
Minggu, 24 Maret 2024 14:31 Wib
Menparekraf dukung Sumbar perkuat wisata halal
Minggu, 24 Maret 2024 5:01 Wib
Menparekraf: Perayaan kulminasi matahari bisa picu pariwisata Pasaman
Sabtu, 23 Maret 2024 17:06 Wib
Dispar Sumbar antisipasi parkir liar saat gelar agenda wisata
Kamis, 21 Maret 2024 20:40 Wib
Pemprov Sumbar gelar Sumarak Ramadhan 1445 H perkuat branding wisata halal
Kamis, 21 Maret 2024 14:57 Wib
Sumbar gelar Sumarak Ramadhan 1445 H perkuat branding wisata halal
Rabu, 20 Maret 2024 20:41 Wib
Wagub Sumbar minta Ikan Sakti Sungai Janiah daftarkan ke ADWI
Senin, 18 Maret 2024 11:26 Wib
22 desa wisata Dharmasraya diusulkan ikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia
Jumat, 8 Maret 2024 15:43 Wib