Garuda Indonesia Saat Lebaran Tambah 45.000 Kursi

id Garuda

Garuda Indonesia Saat Lebaran Tambah 45.000 Kursi

()

Denpasar, (Antara Sumbar) - PT Garuda Indonesia dalam memberi pelayanan kepada warga masyarakat saat Lebaran tahun 2017 menyediakan tambahan sekitar 45.000 kursi.

"Tahun ini kami akan memberikan pelayanan untuk tambahan kursi kepada warga masyarakat atau konsumen yang akan bepergian menjelang Lebaran, maupun setelah perayaan Idul Fitri," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala N. Mansyuri, di sela menghadiri "Dharma Santhi Nyepi Tahun Saka 1939" di Hotel Parama Sanur, Bali, Sabtu malam.

Ia mengatakan dengan penambangan kursi kepada konsumen menjelang dan sesudah Lebaran tahun 2017 sebanyak itu, artinya ada peningkatan sebesar 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami memberikan pelayanan penambahkan kursi penerbangan tersebut dijadwalkan sebelum dan sesudah selama delapan hari, mulai dari 18 Juni hingga 3 Juli 2017," ujarnya.

Ditanya soal parkir pesawat jenis ATR di beberapa bandara, kata Pahala Mansyuri, memang ada wacana untuk pembatasan parkir untuk jenis pesawat ATR, salah satunya di Bandar Udara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali.

Untuk penerbangan khususnya dari Bali, kata dia, pada triwulan pertama perkembangannya cukup baik, untuk domestik maupun internasional.

"Penerbangan maskapai Garuda Indonesia ke Bali cukup baik, diperkirakan mengalami peningkatan mencapai 13 persen," ucapnya.

Ditanya mengenai parkir pesawat terbang jenis ATR di Bandar Udara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali, Pahala Mansyuri mengatakan pihaknya akan berkoordinasi.

"Kami akan melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait adanya wacana untuk pembatasan jenis pesawat ATR yang selama ini melayani daerah perintis," ujarnya.

Dikatakan, pihak Garuda akan berkoordinasi dengan regulasi (pemerintah), pengelola bandara dalam hal ini PT Angkasa Pura, termasuk juga instansi lainnya.

"Kami akan terus upayakan berkoordinasi dengan instansi terkait, sehingga penerbangan akan bisa lancar melayani penerbangan daerah perintis atau keberadaan bandaranya hanya bisa dilayani jenis pesawat kecil (ATR). Mungkin juga kami mengoptimalkan jadwal dan slot penerbangan," katanya. (*)