Puan: Perempuan harus Jadi Fondasi Keutuhan NKRI

id Puan Maharani, Menko PMK

Puan: Perempuan harus Jadi Fondasi Keutuhan NKRI

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Palangka Raya, (Antara Sumbar) - Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani mengatakan, perempuan harus jadi fondasi bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Perempuan harus menjadi benteng serta tiang yang kokoh untuk negara. Perempuan harus mampu menjadi fondasi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," katanya di Palangka Raya, Jumat.

Untuk itu, kaum perempuan dituntut memiliki keilmuan dan akhlak serta perilaku yang baik sehingga semakin mampu memberikan manfaat yang besar untuk bangsa.

"Namun langkah perempuan juga harus mendapat dukungan dari kaun lelaki. Jika diibaratkan keduanya bagai dua sayap burung. Harus bekerja sama antara laki-laki dan perempuan," katanya.

Perempuan sebagai sosok yang memiliki peran besar dalam mendidik generasi muda harus mampu membekali penerus bangsa dari berbagai dampak negatif perkembangan zaman, kemajuan teknologi, ancaman bahaya narkoba serta radikalisme dan terorisme yang mengancam keutuhan bangsa.

Sebelumnya, saat membuka Rakernas Fatayat NU yang dilaksanakan di Kota Palangka Raya, pada Kamis (4/5) malam, Puan mengajak semua tokoh agama berperan aktif mencari solusi tepat dalam menuntaskan masalah demi masalah yang menimpa bangsa.

Ia berharap Rakernas Fatayat NU yang dilaksanakan di "Kota Cantik", Palangka Raya ini memunculkan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan bangsa dari berbagai sektor. Termasuk isu intoleran dan bahaya masuknya paham radikalisme. Semua pengurus Fatayat NU diharapkan saling bahu membahu menjaga Bhineka Tunggal Ika tetap utuh.

Ketum Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, saat ini kaum wanita harus mewaspadai bahaya perkembangan globalisasi dan tumbuhnya faham radikalisme.

Ia mengajak seluruh anggotanya tak hanya fokus pada masalah ibadah tetapi juga menyoroti dan mencermati isu-isu yang berkembang di masyarakat.

"Kita sedang mengembangkan dahwah berbasis kekuarga. Kita sadari perempuan dan anak akhir-akhir ini menjadi trend terjadinya aksi terorisme. Kita juga ada forum daiyah Fatayat NU yang mana sebanyak 500 daiyah anti radikalisme telah terbentuk," katanya.

Dia mengatakan, semua berawal dari lingkungan keluarga. Pembelajaran dan penguatan paham yang mampu memberi pencerahan dan benteng terhadap anak dan masyarakat dari berbagai ancaman global harus terus dikuatkan. (*)