Berharap TdS 2017 Melintasi Solok Selatan

id tds

Berharap TdS 2017 Melintasi Solok Selatan

Pebalap TdS. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pelaksanaan ajang balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TDS) 2017 merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh Kabupaten Solok Selatan setelah pada 2016 daerah itu batal menjadi lokasi finis karena kerusakan jalan setempat.

Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi ini, pertama kali dilintasi balap sepeda internasional ini pada tahun 2013 dengan finis di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu.

Pada 2013, rute yang dtempuh Kota Sawahlunto-Kota Solok-Kabupaten Solok- Kabupaten Solok Selatan dengan jarak tempuh 138,4 kilometer. Solok Selatan pada tahun itu meraih predikat penonton terbanyak.

Kemudian dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015, kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang itu kembali dipercaya menjadi lokasi finis ajang balap sepeda yang telah menjadi kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International).

Pada 2014 dan 2015, jarak tempuh TdS dengan rute Solok Selatan diperpanjang karena pemerintah setempat mengusulkan finis bukan lagi di Muaralabuh, melainkan di pusat kota, Padang Aro, Kecamatan Sangir dengan start dimulai dari Kota Sawahlunto.

Namun pada 2016 Solok Selatan harus gigit jari karena daerah itu diputuskan tidak dikutsertakan sebagai salah satu rute karena kerusakan jalan.

Pembatalan ini berdasarkan penilaian dari pemerintah provinsi Sumbar yang menyatakan bahwa jalan menuju kabupaten yang berada di kaki Gunung Kerinci itu membahayakan bagi pembalap karena banyak yang rusak.

Menurut Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Sumbar kala itu, Suprapto, rusaknya jalan yang menjadi akses utama satu-satunya ke kabupaten pemekaran tersebut akibat aktivitas galian C yang marak di Kabupaten Solok.

Keputusan tersebut amat disesalkan oleh Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria.

"Kita tidak bisa menerima rute TdS ke Kabupaten Solok Selatan dibatalkan secara sepihak oleh panitia, dengan alasan jalan rusak dan tidak cukup waktu untuk memperbaikinya," ujarnya.

Ia juga menyesalkan pembatalan ini tidak ada pemberitahuan secara lisan maupun tertulis. "Hal ini tentu saja tidak elok dilakukan," katanya.

Agar pengalaman itu tidak terulang kembali pada tahun ini, Muzni jauh-jauh hari telah mengingatkan provinsi dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Sumbar agar segera memperbaiki jalan tersebut.

"Kami sudah meminta secara lisan maupun tertulis agar perbaikan ruas jalan nasional Lubuk Selasih-Kerinci yang melintasi Solok Selatan dipercepat, dan sudah selesai sebelum ajang TdS," ujarnya.

Sesuai informasi dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, katanya, sekarang proses perbaikannya masih dalam tahap tender.

Ruas jalan nasional dari Lubuk Selasih hingga perbatasan Kerinci yang panjangnya sekitar 170 kilometer itu sebagian besar dalam kondisi rusak berat.

Jalan berlubang dengan beragam luas dan kedalaman itu mulai bisa ditemui dari Lubuk Selasih, Kabupaten Solok, yang tak jauh dari kompleks asrama Polres Solok hingga ke perbatasan Solok Selatan-Kerinci.

Tidak hanya itu, ruas jalan usai Alahan Panjang hingga memasuki Kecamatan Pantai Cermin berada di daerah tebing, juga memiliki potensi longsor yang cukup besar, bahkan beberapa sudah ditemui amblas.

Muzni memperkirakan selama bulan Ramadhan hingga arus mudik Lebaran nanti masih akan menempuh jalan rusak tersebut. Namun ia berharap sebelum ajang TdS pada tahun ini digelar, perbaikan jalan tersebut sudah selesai.

Pengharapan serupa juga disampaikan oleh Wakil Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman. Menurutnya kondisi jalan rusak tersebut, berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu.

"Saat ini Sumbar tengah fokus membangun dan mengembangkan pariwisata dan Solok Selatan turut berkontribusi. Jika jalan rusak begini, wisatawan yang akan berkunjung berpikir kembali," katanya.

Ia meminta pemerintah provinsi menindak pelaku-pelaku tambang galian C yang beraktivitas di sepanjang jalan nasional Padang-Kerinci karena diduga turut memperparah rusaknya jalan tersebut.

"Aktivitas tambang ini juga berkontribusi dalam merusak jalan sehingga perlu ditindak," ujarnya.

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Efrizona menyebutkan pihaknya mengupayakan jalan Lubuk Selasih-Batas Kerinci bisa dilintasi pada ajang balap sepeda TdS 2017.

Ia menjelaskan perbaikan jalan Lubuk Selasih-Batas Kerinci dibagi menjadi dua paket. Paket pertama Lubuk Selasih-Surian dengan panjang ruas 62,58 kilometer dengan nilai kontrak Rp38 miliar. Sementara paket kedua Surian-Batas Kerinci dengan panjang ruas 99,22 kilometer dengan nilai kontrak Rp34 miliar.

Ia menerangkan nilai kontrak jalan Lubuk Selasih-Surian lebih besar karena pada ruas tersebut kerusakan lebih banyak.

"Kontrak Lubuk Selasih-Surian sudah ditandatangani Rabu (3/5) siang dan Surian-Batas Kerinci direncanakan Jumat (5/5)," ujarnya.

Sebelum pengerjaan dimulai, sebutnya pihaknya akan melakukan rekayasa lapangan atau "joint survey" guna memastikan kondisi awal jalan.

"Kami pastikan tanggal 20 Mei 2017 sudah ke lapangan," ujarnya.

Ia mengatakan fokus utama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II saat ini adalah agar jalan tersebut tidak berlubang.

"Sesuai instruksi menteri, jika dana kurang rekonstruksi jalan bisa ditiadakan dulu. Yang penting jalan lancar mengingat kondisi jalan panjang," ujarnya.

Digelar Oktober

Ajang balap sepeda yang memperkenalkan pariwisata Sumbar ini, pada tahun ini direncanakan digelar pada Oktober.

Tahun ini merupakan gelaran yang kesembilan sejak dilaksanakan pertama kali pada 2009.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata RI, Raseno Arya menyebutkan Oktober nilai waktu yang tepat karena saat ini banyak even olahraga yang sedang berlangsung sehingga dikhawatirkan ajang TdS 2017 akan sepi peserta jika dilaksanakan sebelum bulan itu.

Ia berharap 18 kabupaten dan kota di Sumbar dilalui para pebalap. Karena itu ia mendorong pemerintah daerah mulai lakukan persiapan serta memperbaiki infratruktur jalan-jalan agar siap dilintasi.

TdS menjadi sarana mengenalkan keindahan alam Sumbar dan kekayaan budaya setempat lewat atraksi budaya yang ditampilkan sebelum balapan dimulai.

Event ini telah menjadi kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatera Barat.

Penyelenggaran TdS pada tahun awal dipandang sukses sehingga menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour.

Selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta.

Apalagi Solok Selatan, kabupaten yang mekar pada 13 tahun silam ini dianugerahi begitu banyak potensi wisata yang terus dibenahi dan dikembangkan oleh pemerintah setempat agar layak menjadi destinasi.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan mencoba membenahi pembangunan pariwisata lebih terarah dan fokus sehingga anggaran yang dilekatkan tidak terkesan tidak bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk tahun ini, pemerintah setempat memfokuskan untuk membangun, membenahi dan menata sejumlah objek wisata yang dinilai memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda dari objek wisata serupa.

Objek wisata itu seperti Kawasan Seribu Rumah Gadang, objek pemandian air panas Hot Water Boom Sapan Maluluang dan air terjun Bangun Rejo yang dikolaborasikan dengan pendakian Gunung Kerinci dan bumi perkemahan.

Sejalan dengan upaya membangun kepariwisataan, pemerintah setempat juga menggencot promosi baik yang berkerja sama dengan pihak swasta, agen travel, maupun dengan dana APBD.

Salah satu promosi wisata yang menjadi pengharapan pemerintah setempat adalah event akbar balap sepeda Tour de Singkarak yang digelar setahun sekali tersebut. (*)