Sebanyak 2.940 Siswa SMP/MTs Padang Ikuti UNBK

id UNBK

Sebanyak 2.940 Siswa SMP/MTs Padang Ikuti UNBK

Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Sebanyak 2.940 siswa dari 14.596 peserta Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/MTs di Kota Padang, Sumatera Barat, mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada 2, 3, 4, dan 8 Mei 2017.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Padang, Ramson di Padang, Rabu, mengatakan dari 2.940 siswa itu, terdiri dari 1.409 siswa laki-laki dan 1.531 perempuan.

"Siswa tersebut berasal dari 15 sekolah yang mengikuti UNBK dengan empat sekolah sebagai penyelenggara UNBK secara mandiri," katanya

Ia menyebutkan sekolah yang menjadi penyelenggara secara mandiri adalah SMPN 1 Padang, SMPN 8 Padang, SMP Al-Azhar32, dan SMP Islam Terpadu Azdkia, sementara 11 sekolah melaksanakan ujian dengan menginduk ke SMK maupun SMA yang berada di daerah itu.

Sebelumnya, Disdik Padang menargetkan seluruh sekolah di daerah itu dapat mengikuti UNBK, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, termasuk sarana dan prasarana yang tidak memadai.

"Kondisi di Lapangan tidak memungkinkan untuk pelaksanaan UNBK secara keseluruhan," katanya.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Surya Jufri mendorong pemerintah setempat menerapkan pelaksanaan UNBK secara menyeluruh untuk tingkat SMP dan SMA di daerah itu pada 2018.

"Kami akui UNBK tidak mungkin diterapkan menyeluruh pada 2017 sebab keterbatasan sarana prasarana. Namun hendaknya dapat dipersiapkan maksimal untuk 2018," katanya.

Ia mengatakan ketidaksiapan Kota Padang menerapkan UNBK di seluruh sekolah pada 2017 memang sudah terlihat sejak beberapa waktu lalu sebab hanya sejumlah sekolah yang benar-benar siap.

Hal itu, katanya, berkaitan dengan ketersediaan komputer yang tidak memadai sehingga tidak dapat dipaksakan pelaksanaannya.

Untuk mewujudkan penerapan UNBK seluruh sekolah pada 2018, ujarnya, setiap sekolah mulai saat ini hendaknya mulai melengkapi ketersediaan komputer, baik sebanyak siswa maupun mempertimbangkan maksimal pelaksanaan ujian dua sesi atau regu.

"Melengkapinya pun harus secara bertahap, tidak bisa sekaligus sebab keuangan Padang belum mampu memenuhi secara langsung," ujarnya. (*)