Jakarta, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia menggelar seminar internasional mengenai pandangan ekonomi global dalam perspektif ASEAN untuk menunjukkan bahwa perekonomian di kawasan tersebut telah mengalami kemajuan setelah dua dasawarsa krisis 1997.
"Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia dan ASEAN telah mengalami kemajuan, dan telah jauh berbeda dengan pada waktu krisis 1997," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo usai seminar di Gedung BI, Jakarta, Jumat.
Sejak mengalami krisis pada kurun waktu 1997-1998, negara-negara di kawasan ASEAN dinilai telah mengalami reformasi dan mewujudkan ketahanan terhadap gejolak internasional.
Perry menjelaskan bahwa ASEAN telah menjadi salah satu kawasan yang dinamis dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kondisi makro ekonomi yang terjaga, serta integrasi ekonomi dan keuangan yang semakin kuat.
"ASEAN juga semakin kuat menahan gejolak dari luar negeri, baik dalam bentuk fleksibilitas nilai tukar, kecukupan cadangan devisa, maupun kerja sama regional dalam CMIM (The Chiang Mai Initiative Multilateralisation)," ucap dia.
Kemudian, Perry juga menyebutkan bahwa kawasan ASEAN telah banyak melakukan bauran kebijakan guna semakin mewujudkan ekonomi kawasan yang lebih progresif.
Bauran kebijakan tersebut diwujudkan antarbank sental di sektor moneter, makro prudensial, maupun reformasi struktural.
"Kawasan ini akan melakukan strategi ekonomi yang terbuka, tidak hanya integrasi ekonomi di kawasan, tetapi juga terus melakukan perdagangan dan investasi secara terbuka dengan global," kata Perry.
Seminar internasional dengan tema "Global Economic Outlook in ASEAN Perspective" tersebut merupakan kegiatan awalan dari program "Voyage to Indonesia" untuk menuju pelaksanaan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018.
Hadir dalam seminar tersebut di antaranya Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld, Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia Sukudhew Singh, Deputi Gubernur Bidang Stabilitas Moneter Bank Sentral Filipina Diwa Guinigundo, Deputi Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura Ong Chong Tee, dan Deputi Gubernur Bidang Stabilitas Moneter Bank Sentral Thailand Mathee Supapongse.
Dalam "Voyage to Indonesia", selain menggelar lokakarya dan seminar, BI juga akan melakukan promosi perdagangan, investasi, dan pariwisata. (*)
Berita Terkait
Bank Nagari gelar Serambi 1445 layani penukaran rupiah
Rabu, 27 Maret 2024 10:33 Wib
BI akselerasi daerah yang belum terapkan pembayaran elektronik
Kamis, 21 Maret 2024 20:44 Wib
Bank Indonesia tetap layani penukaran uang di daerah terdampak bencana
Selasa, 19 Maret 2024 18:46 Wib
BI Sumbar siapkan Rp3,6 triliun uang baru untuk kebutuhan Lebaran
Selasa, 19 Maret 2024 13:19 Wib
BI jelaskan penyebab lonjakan harga cabai di Sumbar
Jumat, 15 Maret 2024 18:49 Wib
BI: Pertumbuhan ekonomi sektor jasa keuangan di Sumbar tinggi
Jumat, 15 Maret 2024 18:48 Wib
Sumbar akan perluas ekspor bumbu rendang ke berbagai negara
Jumat, 15 Maret 2024 18:48 Wib
BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar 5,31 persen pada 2024
Jumat, 15 Maret 2024 15:07 Wib