Payakumbuh, (Antara Sumbar) - Pengaktifan kereta api menuju Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), memerlukan uji kelayakan terhadap jalur yang lama.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh Adrian di Payakumbuh, Rabu, mengatakan uji kelayakan tersebut untuk memastikan apakah jalur tersebut dapat digunakan kembali atau dibuat rute baru agar kereta api bisa sampai di "Kota Batiah" itu.
"Kami menunggu informasi dari PT Kereta Api Indonesia atau dinas perhubungan provinsi terkait hal ini," kata dia.
Ia mengatakan kalau seandainya jalur yang sekarang dapat digunakan kembali, maka akan dipakai lagi. Akan tetapi jika ada lokasi lain lebih memungkinkan serta menguntungkan, itu bisa saja dibuat rute baru.
Hal itu karena jalur antara Kota Bukittinggi dan Payakumbuh melalui perbukitan sehingga menyebabkan jalur kereta api tersebut bertanjakan.
Kemudian lokasi jalur kereta api juga telah dialihfungsikan dan warga kemudian mendirikan bangunan-bangunan permanen di lahan milik PT KAI tersebut.
Selain itu, di atas jalur kereta api yang menghubungkan kedua daerah juga telah dibangun sarana atau fasilitas umum berupa Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Baso Kecamatan Agam.
Pemkot Payakumbuh, kata dia, pada intinya siap menerima kehadiran kereta ke daerah tersebut, sehingga adanya alat transportasi itu dapat mengurangi kepadatan lalu lintas yang relatif tinggi.
"Kehadiran kereta api dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, terutama untuk pendistribusian barang dari Padang menuju Payakumbuh, dan sebaliknya. Terutama bagi pengusaha yang selama ini menggunakan truk" kata dia.
Adrian menambahkan sebelumnya PT KAI telah menyosialisasikan pengaktifan kereka api di Sumbar.
Pada 2017, akan didahulukan dari Padang menuju Bukittinggi, sampai ke Sawahluto dan untuk Payakumbuh akan dilakukan di 2018.
Semetara itu, Ketua DPRD Payakumbuh Yendri Bodra menegaskan diperlukan sarana transportasi darat alternatif guna mengurai beban kendaraan saat ini yang macet dan menimbulkan inefisiensi parah.
Dulu, jarak tempuh Payakumbuh-Padang hanya 2,5 jam, namun akhir-akhir ini dapat menghabiskan waktu hingga lima jam.
"Apalagi saat musim libur dan Lebaran, jarak tempuh kedua daerah dapat menghabiskan waktu seharian," kata dia.
Kereta api disebutnya adalah alternatif yang sangat pas. Di banyak negara maju, jaringan kereta api dan angkutan lain yang handal dan terintegrasi rapi menjadi tolok ukur kemajuan negara itu. (*)
Berita Terkait
Jasa Raharja fasilitasi disabilitas mudik gratis bus dan kereta api
Rabu, 27 Maret 2024 19:20 Wib
KAI Sumut evakuasi KA Putri Deli dan tuntut truk terobos perlintasan
Rabu, 20 Maret 2024 8:20 Wib
Gubernur Sumbar usulkan bangun jalan layang atasi macet rel KA
Senin, 11 Maret 2024 18:28 Wib
Penjualan tiket kereta api jelang lebaran
Jumat, 1 Maret 2024 10:49 Wib
Pakar sambut baik gagasan reaktivasi jalur kereta api Sumbar
Kamis, 18 Januari 2024 15:38 Wib
Evakuasi kereta api anjlok di Sidoarjo
Senin, 15 Januari 2024 10:38 Wib
KAI: Evakuasi KA Pandalungan selesai, jalur kereta sudah bisa dilewati
Senin, 15 Januari 2024 8:57 Wib
Jasa Raharja serahkan santunan korban kecelakaan Kereta Api Bandung
Sabtu, 6 Januari 2024 16:21 Wib