Menlu Segera Kunjungi Amerika Tindaklanjuti Kesepakatan Perdagangan

id Retno Marsudi

Menlu Segera Kunjungi Amerika Tindaklanjuti Kesepakatan Perdagangan

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan segera mengunjungi Washington DC, Amerika Serikat, untuk menindaklanjuti kesepakatan kerja sama perdagangan bilateral yang dicapai dalam kunjungan Wakil Presiden AS Michael Pence ke Jakarta, 20-21 April 2017.

"Saya akan ke DC minggu pertama bulan depan, satu, melakukan pertemuan bilateral tentang aspek pengaturan perdagangan dan investasi," kata Menlu Retno usai menghadiri Forum Bisnis AS-Indonesia di Hotel Shangrila, Jakarta, Jumat.

Menurut Retno, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar Menlu mengunjungi Washington DC pada awal Mei 2017.

"Ini akan jadi salah satu isu penting yang dibahas karena ada komitmen antar-'leaders' jadi harus segera digambarkan implementasinya," kata dia.

Menlu Retno juga menggarisbawahi pentingnya kejelasan sikap Indonesia dalam menerjemahkan komitmen baru Pemerintah AS dalam penguatan kemitraan strategis itu.

"Saat saya ke DC nanti, saya sudah bicara dengan kabinet untuk bergabung dalam satu tim, jadi bukan hanya tim Kemlu, tapi sudah akan ada tim Kemendag, BKPM, industri, pertanian, dan lain-lain," kata dia.

"Karena itu, saya sudah bicara dengan para menteri," kata dia.

Menurut Retno, pertemuan konsolidasi lintas kementerian pada level kerja untuk pembahasan di Washington DC sudah mulai dilakukan pada Jumat pagi.

Dalam pertemuan bilateral dengan Wapres Jusuf Kalla, Kamis (20/4), Pence menyampaikan komitmen Amerika Serikat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi melalui kemitraan strategis dengan Indonesia.

Pence menggarisbawahi bahwa Amerika lebih tertarik menjalin hubungan ekonomi secara bilateral, bukan skema multilateral

seperti melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) ataupun Tran Pacific Partnership (TPP).

Mike Pence mengakhiri kunjungannya dengan menyaksikan penandatanganan dua nota kerja sama (MoU) antara perusahaan AS dan Indonesia bernilai 8 miliar dolar AS, yakni Pertamina-ExxonMobil tentang LNG dan Perusahaan Listrik Negara (PLN)-Pacific Infra Capital tentang turbin pembangkit listrik di Jawa dan Bali. (*)