Warga Binaan Lapas Sijunjung Ikut Nusantara Mengaji

id Nusantara Mengaji, Lapas, Sijunjung

Warga Binaan Lapas Sijunjung Ikut Nusantara Mengaji

Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, bersama sejumlah santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas serta petugas Lapas di daerah itu tampak membaur dan khusuk membaca kitab suci Alquran dalam kegiatan Nusantara Mengaji memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53, Kamis. (ANTARA SUMBAR/Rully Firmansyah)

Sijunjung, (Antara Sumbar) - Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, mengikuti acara Nusantara Mengaji dalam memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 , Kamis.

"Kegiatan ini diikuti sebanyak 150 orang yang terdiri dari utusan santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, petugas dan warga binaan. Kegiatan ini diselenggarakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia secara serentak di seluruh Indonesia," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan tersebut, Martin, di Sijunjung, Kamis.

Selain kegiatan tersebut, lanjutnya, jajarannya juga melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membina para narapidana yang sedang menjalani hukuman di lapas tersebut, antara lain kegiatan bakti sosial di kompleks Makam Syekh Abdul Wahab kawasan Pasar Jumat, Nagari Muaro.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan kerohanian di lapas tidak ada pemaksaan pada warga binaan.

"Bagi yang memiliki keinginan untuk belajar membaca Al Quran akan difasilitasi sehingga cukup banyak dari mereka yang sudah membiasakan diri mengaji dan bahkan ada yang mampu mencapai tingkat khatam selama ia menjalani hukuman," ungkapnya.

Terkait upaya pembekalan keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan sebelum usai menjalani hukuman dan kembali ke masyarakat, ia menjelaskan pihaknya telah melakukan pembinaan untuk menambah kreatifitas berupa keterampilan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan atau berwirausaha.

"Kami menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pemberdayaan tersebut, salah satunya dengan mengadakan pelatihan kerajinan dan keterampilan bagi narapidana sebagai bekal hidup agar tidak terjerumus kembali," kata dia.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly dalam sambutannya yang disaksikan melalui perangkat jaringan audio video dalam jaringan berharap, kegiatan tersebut mampu meningkatkan nilai keagamaan seluruh warga binaan, khususnya bagi yang beragama Islam.

"Sehingga peranan lembaga pemasyarakatan sebagai tempat perubahan bagi individu yang terjerumus dalam kehidupan yang kurang baik bisa diwujudkan sesuai aturan dan norma hukum serta sosial kemasyarakatan yang berlaku," kata dia.

Pihaknya meyakini dengan selalu memupuk dengan memberikan siraman terhadap rohani akan mampu menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

"Lapas adalah tempat pembinaan, bukan sarana membinasakan," katanya. (*)