Sumbar Prediksi Produksi Gabah Surplus Pada 2017

id Gabah, Sumbar, Swasembada

Sumbar Prediksi Produksi Gabah Surplus Pada 2017

(ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi)

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memprediksi produksi gabah di daerah itu pada 2017 surplus, tetapi tidak bisa mencapai target tiga juta ton seperti yang ditargetkan oleh Kementerian Pertanian.

"Hal ini dipengaruhi belum maksimalnya saluran irigasi serta prediksi musim kemarau pada Mei hingga Oktober tahun ini," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Candra di Padang, Rabu.

Menurutnya sejak 2006 produksi gabah di Sumbar selalu surplus setidaknya 300 ribu ton. Bahkan pada 2016 tercatat produksi gabah mencapai 2.503.647 ton atau surplus satu juta ton.

"Tahun ini kita prediksi produksi masih berada pada sekitar angka itu. Kalau naik juga tidak terlalu signifikan," tambahnya.

Ia menyebutkan banyaknya irigasi yang rusak memang sangat mempengaruhi produksi gabah.

Saat ini menurut dia hanya 40 persen irigasi pertanian yang berfungsi dengan baik. Sementara 60 persen lainnya mengalami kerusakan dan tidak berfungsi maksimal.

"Menurut data kita ada sekitar 32 irigasi primer dan tersier yang rusak di Sumbar. Ini berpengaruh besar terhadap produksi gabah," ujar dia.

Ia merinci irigasi yang rusak itu terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar, Dharmasraya, Limapuluh Kota, Agam, Kota Padang, dan Kabupaten Pasaman.

Candra menyebutkan, ia telah berkoordinasi dengan PSDA terkait irigasi tersebut. Namun kendala terbesar adalah persoalan anggaran yang terbatas.

Sumbar merupakan salah satu provinsi lumbung beras yang diberikan target sebesar tiga juta ton oleh Kementerian Pertanian untuk mendukung upaya swasembada beras pada 2017.

Sejumlah kebijakan telah diambil Pemprov Sumbar untuk mencapai target tersebut, salah satunya mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Sumbar yang mengimbau petani untuk segera menggarap sawahnya kembali setelah panen.

Namun pengaruh kurangnya irigasi dan musim kemarau mengganggu upaya tersebut. (*)