Padang Gelar Festival Siti Nurbaya Ke-7

id Festival Siti Nurbaya

Padang Gelar Festival Siti Nurbaya Ke-7

Antusias pengunjung melihat pawai pada Festival Siti Nurbaya di depan Monumen Merpati Perdamaian, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (7/9). Festival Siti Nurbaya diselenggarakan dari 7 sampai 10 September yang diisi dengan berbagai lomba yang mengangkat kebudayaan Minang serta festival tersebut dapat mempromosikan wisata di Kota Padang. (Aadiaat M.S/Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat menggelar festival Siti Nurbaya ke 7 dari tanggal 13 hingga 16 April di Pantai Danau Cimpago dan Jembatan Siti Nurbaya guna meningkatkan promosi wisata di daerah tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Oni Yulfian di Padang, Sabtu mengatakan Kota Padang sebagai salah satu destinasi andalan pariwisata di Sumbar memang harus rutin mengadakan promosi pariwisata dan even budaya seperti festival Siti Nurbaya ini.

"Dengan festival budaya seperti ini diharapkan menarik banyak wisatawan berkunjung ke Sumbar, khususnya Padang," ujarnya usai membuka festival.

Untuk itu, lanjutnya perlu pembenahan tempat wisata dan menjaga kelestarian adat dan budaya sebagai hal yang paling penting untuk menarik minat wisatawan.

Ia mengatakan masyarakat hendaknya mendukung acara ini dengan menikmati dan menghadirinya, sebab Festival ini meningkatkan daya saing pariwisata di Sumbar.

Dalam acara ini juga dimeriahkan dengan lomba lagu minang, tari minang kreasi, lomba randai, lomba pepatah petitih, lomba sipak rago (seperti sepak takraw) , lomba sandal tampurung (mengenakan sandal dari tempurung kelapa), lomba foto dan lomba menulis atau cipta puisi Siti Nurbaya.

Festival ini juga dimeriahkan dengan ribuan perempuan minang yang memakai "baju kurung basiba" dari mulai siswa Taman Kanak- kanak (TK), siswa Sekolah Dasar (SD), siswa Sekolah menengah Pertama, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), dan ibu-ibu sekota Padang.

Sementara itu, Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengatakan pemakaian baju kurung basiba menjadi rangkaian acara dari festival Siti Nurbaya dan merupakan upaya untuk melestarikan baju kurung tersebut agar dipakai generasi muda.

"Memakai baju kurung basiba ini merupakan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya di masyarakat," ujarnya.

Ia menjelaskan banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah Siti Nurbaya yng menjadi nama festival ini. Salah satunya, Ketika seseorang terjerat hutang, dirinya tidak akan merdeka.

Begitu pula, sebuah pemerintahan kota, apalagi negara. Apabila terjerat hutang akan sulit untuk berkembang.

Ia mengatakan pemkot Padang fokus dan serius dalam membenahi destinasi wisata di Padang. Target utamanya yaitu menertibkan pedagang, yang sebagiannya sudah pindah ketempat yang telah ditetapkan.

"Dan menata area parkir yang masih menjadi permasalahan, diharapkan dukungan dari masyarakat untuk kelancaran," ujarnya. (*)