Pengamat: Pariwisata harus Perhatikan Kelestarian Lingkungan

id Sari Lenggogeni, Pariwisata, Kelestarian, Lingkungan

Pengamat: Pariwisata harus Perhatikan Kelestarian Lingkungan

Sari Lenggogeni. (ANTARA SUMBAR/Dokumen Pribadi)

Padang, (Antara Sumbar) - Direktur Pusat Kajian Pariwisata Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Sari Lenggogeni mengatakan, pembangunan pariwisata harus memperhatikan kelestarian lingkungan.

"Pembangunan pariwisata di Sumbar hendaklah mengacu pada azas pilar sustainability sesuai dengan yang telah diterapkan di United Nations World Tourism Organization (UNWTO)," katanya di Padang, Jumat.

Ia mengatakan, azas pilar "sustainability" atau berkelanjutan yang dimaksud dalam hal ini meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Menurut dia, apabila ketiga aspek ini apabila saling dikaitkan maka akan menjadi pengembangan ekonomi berbasis lingkungan, sosial berbasis lingkungan dan sosial ekonomi.

Dia menjelaskan ketiga elemen yang terkait tersebut harus dijadikan dasar dalam perencanaan pembangunan pariwisata agar dia tidak bersifat "short periode" atau jangka pendek.

"Pengembangan pariwisata hendaklah bersifat jangka panjang serta pelestarian terhadap hal yang terkait dengan masyarakat, budaya dan lingkungan agar berdampak pada penambahan nilai ekonomi," kata dia.

Ia menambahkan terkait pelestarian alam dalam pengembangan pariwisata juga sudah diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Kehutanan.

Terkait pemanfaatan alam sebagai destinasi wisata pemerintah juga sudah mengaturnya dalam Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.22/Menhut-II/2012 tentang pedoman kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam pada hutan lindung.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Uslaini mengatakan, aparat penegak hukum harus segera mengusut tuntas kasus perusakan hutan bakau seluas 1,2 hektare yang terjadi di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh pesisir Selatan.

Adanya pembukaan lahan untuk menunjang pengembangan pariwisata sangat tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang ada di kawasan tersebut.

"Sejak pembukaan lahan untuk jalan yang materialnya dibuang ke kawasan mangrove hingga pembabatan hutan mangrove untuk jalur kapal wisata sangat tidak memperhatikan kelestarian lingkungan," katanya. (*)