Produksi Gabah Kering Solok Selatan 38.766 Ton

id Padi, Solok Selatan, Sumbar

Produksi Gabah Kering Solok Selatan 38.766 Ton

(ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Produksi gabah kering Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, hingga Maret 2017 mencapai 38.766 ton sehingga sudah terelaisasi 25 persen dari target akhir tahun ini seberat 152.191 ton.

Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Tri Handoyo Gunardi di Padang Aro, Rabu, mengatakan produksi gabah kering 38.766 ton tersebut dari luas panen 7.273 hektare sedangkan luas tanam hingga Maret 2017 6.976 hektare.

"Realisasi target produksi ini bisa berkurang atau bertambah. Itu sangat dipengaruhi faktor cuaca," ujarnya.

Ia merincikan kondisi Januari 2017 luas tanam padi Solok Selatan 2.587 hektare dan luas panen 2.203 hektare dengan produksi mencapai 12.074 ton.

Sedangkan pada Februari total produksinya meningkat menjadi 14.223 ton dengan luas tanam mencapai 2.318 hektare dan luas panen 2.595 hektare.

Selanjutnya pada Maret 2017 produksi gabah kembali mengalami penurunan dibanding Februari menjadi 12.469 ton dan luas tanam juga paling rendah dibanding dua bulan sebelumnya yaitu hanya 2.071 hektare.

Untuk target tanam Solok Selatan pada 2017 naik dari 26.690 hektare pada 2016 menjadi 27.773 hektare.

Selain itu, imbuhnya luas panen juga meningkat dari 25.889 hektare pada 2016 menjadi 27.762 hektare di 2017.

Solok Selatan juga sudah mencanangkan Gerakan Tanam Padi Serentak dalam upaya percepatan tanam untuk menyukseskan upaya mencapai swasembada pangan di daerah itu.

Tanam padi serentak akan membuat ketahanan produksi akan semakin baik, suplai produksi akan selalu ada dan serangan hama bisa ditekan.

Warga Lubuak Gadang Timur Arif (24) mengatakan, sekarang di sekitar area sawahnya memasuki musim tanam dan hasil panen sebelumnya cukup tinggi dari sebelumnya.

Untuk masa tanam ini, sebutnya biasanya yang menjadi masalah petani adalah pengairan karena irigasi yang mengairinya tidak memadai dan masih hasil swadaya masyarakat.

"Biasanya petani saling berebutan air saat musim tanam apalagi bila curah hujan kurang," katanya.

Selain itu, sebutnya pemerintah diharapkan bisa menjaga ketersediaan pupuk bagi petani sebab bila pemupukan terlambat dilakukan maka perkembangan padi akan lambat. (*)