Kemenperin: Pendidikan SMK Belum Merujuk Kebutuhan Industri

id Kemenperin, SMK, Industri

Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Kapusdiklat) Industri Kementerian Perindusterian RI Mudjiono menilai pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini belum sejalan dengan kebutuhan industri, sehingga banyak lulusannya yang menganggur.

"Mestinya kurikulum SMK ada korelasi dengan kebutuhan industri, sehingga lulusannya benar-benar siap pakai," katanya saat membuka Diklat 3in1 Hiasan Busana Mesin Bordir Manual Angkatan V di Balai Diklat Industri (BDI) Padang, Selasa.

Menurutnya sekarang hal itu belum terjadi, sehingga lulusan SMK menjadi salah satu penyumbang angka pengangguran di Indonesia pada 2017 yang mencapai 7,6 juta secara nasional.

Sekarang menurut dia siswa SMK tidak mengikuti kebutuhan industri, tetapi diajarkan kemampuan lain, kebutuhan lain. Apalagi, alat praktek sudah ketinggalan sehingga tidak menambah daya saing siswa.

Ia memperkirakan tidak sesuainya kemampuan lulusan sekolah dengan kebutuhan kerja akan terus meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. Terutama dengan mempertimbangkan lulusan SMA/SMK bisa mencapai tiga juta orang setiap tahun.

"Faktanya sekarang pengangguran memang didominasi lulusan SMP dan SMA," ujar Mudjiono.

Padahal, lanjutnya peluang kerja yang ada sangat besar, seperti di sektor manufaktur. Setidaknya ada lowongan 600 ribu kebutuhan tenaga kerja. Namun karena kompetensi tenaga kerja Indonesia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka kesempatan itu saat ini diisi oleh tenaga kerja asing.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian secara bertahap melatih tenaga kerja siap pakai. Mereka dilatih sesuai dengan kebutuhan industri dengan sistem three in one (tiga dalam satu) yakni, menerapkan pelatihan, sertifikasi dan penempatan pada saat bersamaan.

"Tahun ini kita melatih sebanyak 22 ribu, tahun depan 60 ribu, 2019 kita harapkan bisa 90 ribu,"sebutnya didampingi Kepala Balai Diklat Industri Padang, Jonni Afrizon.

Kali ini, Balai Diklat Industri Padang bekerjasama dengan Kabupaten Kerinci diklat 3in1 Hiasan Busana Mesin Bordir Manual Angkatan V. Diklat tersebut melibatkan 80 orang peserta, 55 dari Kerinci dan 25 dari Kota Padang. (*)