Pramuwisata Sumbar Perlu Memiliki Buku Panduan Sejarah

id Asita, Pramuwisata, Antara Sumbar

Pramuwisata Sumbar Perlu Memiliki Buku Panduan Sejarah

Padang, (Antara Sumbar) - Pramuwisata atau pemandu wisata di Provinsi Sumatera Barat perlu memiliki buku panduan tentang sejarah objek wisata alam dan budaya daerah ini agar terjadi keserasian informasi yang disampaikan kepada wisatawan.

Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (Asita) Sumbar Ian Hanafiah ketika diskusi tentang perkembangan pariwisata daerah dengan Kepala Biro Antara Biro Sumbar Azhari dan sejumlah tim di Padang, Selasa.

"Pentingnya pemerintah daerah menyediakan buku panduan tentang sejarah dan budaya yang dimiliki daerah agar setiap pengunjung ke Sumbar tidak mendapatkan informasi yang berbeda-beda dari pramuwisata," katanya.

Selama ini masih terjadi ketidaksamaan informasi yang diperoleh wisatawan tentang satu objek wisata, baik sejarah, budaya maupun destinasi alam, katanya.

Dampaknya memberi kesan kurang baik dan menimbulkan keraguan kepada wisatawan Nusantara dan mancanegara ketika informasi disuguhkan berbeda oleh para pemandu.

"Beragam informasi tentang objek wisata tak terlepas masih terbatasnya pengetahuan pramuwisata di daerah. Hal ini dipandang penting untuk menjadi perhatian semua pemangku kepentingan," katanya.

Dengan itu, Asita Sumbar sudah mengusulkan dan mendorong pemerintah daerah, khususnya Kota Padang agar membuat buku panduan dengan melibatkan akademisi yang menguasai sejarah.

Ia mengatakan apabila buku panduan sudah tersedia maka saat pengunjung bertanya tentang suatu objek, misalnya tentang kanal di kawasan Muaro Padang, maka jawaban akan sama siapa pun pemandunya.

Dengan adanya buku panduan tersebut, maka para pemandu yang ada diberi kesempatan untuk menguasainya sehingga benar-benar memahami dan mampu menyampaikan secara lisan kepada pengunjung.

Sejumlah negara yang maju sektor pariwisatanya karena ada buku panduan, seperti di Kairo sudah punya buku panduan untuk pedoman bagi pramuwisata sehingga informasi sama dan seragam ke pengunjung.

"Berapa kali pun kita kunjungan ke Kairo dan berhadapan dengan pemandu yang berbeda, namun informasi yang diperoleh tetap sama. Hal itu bisa terjadi kalau buku panduannya sudah disediakan," kata peraih penghargaan agen biro perjalanan wisata halal 2016 itu.

Upaya lain dalam meningkatkan kompetensi pemandu wisata, tambahnya, Asita Sumbar juga ingin menggandeng perguruan tinggi yang ada jurusan Bahasa Arab dan Bahasa Mandarin seiring Sumbar sudah menyandang status wisata halal.

Kepala Biro Antara Sumbar Azhari menyampaikan dukungan terhadap langkah-langkah dan gagasan yang dilakukan Asita Sumbar, karena mendorong promosi sektor pariwisata dan ekonomi daerah sudah menjadi komitmen Antara Sumbar.

Justru itu, LKBN Antara Biro Sumbar sudah memprogramkan pada tahun ini event pidato bahasa Inggris dengan mengusung tema sektor pariwisata daerah.

"Kita berharap melalui lomba pidato bahasa asing dengan mengupas sektor pariwisata daerah, bisa muncul pemandu-pemandu wisata baru. Setelah lulus dari kampus nanti, mereka hanya tinggal pematangan tentang teknis pemandu," katanya. (*)