32 Persen SMA/MA Sumbar UN Berbasis Komputer

id Burhasman Bur

32 Persen SMA/MA Sumbar UN Berbasis Komputer

Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Burhasman Bur. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Sebanyak 32 persen atau 160 sekolah dari 497 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dari 10 hingga 13 April 2017.

Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Burhasman Bur di Padang, Senin, menyebutkan dari 160 sekolah yang mengikuti UNBK itu, sebanyak 87 sekolah menjadi penyelenggara UNBK secara mandiri, dan 73 sekolah bergabung ke sekolah lain, agar dapat ujian dengan sistem UNBK.

"Sedangkan pelaksanaan ujian dengan menggunakan kertas diikuti sebanyak 337 sekolah dengan jumlah peserta 30.328 siswa," katanya.

Ia menyebutkan dari 337 sekolah yang mengikuti ujian dengan menggunakan kertas tersebut, terdiri dari 155 sekolah negeri dan 182 swasta dengan peserta perempuan sebanyak 17.636 siswa dan laki-laki 12.692 siswa.

Meskipun belum mencapai setengah dari jumlah SMA di provinsi itu yang melaksanakan UNBK, ia berharap untuk tahun depan dapat lebih banyak lagi sekolah yang mengikutinya.

Ia menyebutkan, akan melakukan pengadaan komputer, agar pada tahun 2018 lebih banyak sekolah di provinsi itu yang mengikuti ujian dengan sistem UNBK.

Hal itu menurutnya, karena pelaksanaan ujian dengan sistem UNBK dapat meminimalkan kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan ujian nasional berlangsung.

Senada, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumbar Zainal Akil mengatakan dengan adanya UNBK kecurangan-kecurangan yang selama ini dikhawatirkan dapat diminimalkan atau bahkan tidak terjadi.

Ia mengatakan PGRI Sumbar mendukung pelaksanaan UNBK karena dapat membangun jiwa yang jujur baik bagi guru maupun peserta didik, sehingga dapat menghasilkan siswa yang berkualitas.

"UNBK dapat menjadi bahan evaluasi untuk ke depan, dari hasilnya dapat dilihat, sejauh mana kemampuan peserta didik maupun guru yang berperan sebagai pendidik," ujarnya.

Apa pun yang menjadi hasilnya nanti, katanya, dapat menjadi acuan untuk perbaikan kualitas pendidikan baik di Sumbar maupun di Indonesia secara umum. (*)