Arosuka, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), memastikan kebutuhan daging sapi menghadapi bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri 1438 Hijriyah dapat terpenuhi, bahkan surplus mencapai 5.338,8 ton.
"Kebutuhan daging sapi Kabupaten Solok tahun ini hanya 600 ton atau 4.000 ekor sapi dengan berat rata-rata sekitar 150 kilogram per ekor, sedangkan stok daging mencapai 5.938,8 ton," kata Kepala Dinas Pertanian setempat, Admaizon melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Prima Efiandri di Arosuka, Jumat.
Ia menerangkan stok daging sebanyak 5.938,8 ton itu berasal dari populasi sapi jantan sebanyak 15.418 ekor, sapi betina 24.174 ekor.
Pada 2016 populasi ternak sapi potong di Kabupaten Solok mencapai 39.592 ekor, sedangkan kerbau 10.675 ekor.
Ia menyebutkan populasi ternak sapi potong terbesar terdapat di Kecamatan Kubung mencapai 7.574 ekor, Kecamatan X Koto Diatas 5.156 ekor, dan Kecamatan Lembang Jaya 5.020 ekor.
Sebaran ternak sapi lainnya yaitu di Kecamatan X Koto Singkarak 3.238 ekor, Junjung Sirih 764 ekor, IX Koto Sungai Lasi 1.554 ekor, Bukik Sundi 4.007 ekor, Payung Sekaki 2.079 ekor.
Kemudian Kecamatan Tigo Lurah 708 ekor, Danau Kembar 339 ekor, Lembah Gumanti 1.309 ekor, Hiliran Gumanti 1.873 ekor, Gunung Talang 3.980 ekor, dan Pantai Cermin 1.991 ekor.
Ia menjelaskan sapi atau kerbau yang dipotong untuk kebutuhan adalah sapi atau kerbau jantan, sedangkan betina terutama yang masih produktif tidak boleh dipotong agar populasinya terus meningkat.
"Populasi ternak sapi dan kerbau dari sini memang tinggi, sehingga selalu berlebih dari kebutuhan daerah," ujarnya.
Dengan kondisi itu Kabupaten Solok tidak pernah terkendala dengan kebutuhan daging, walaupun menyambut hari besar Islam seperti pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, karena memang persediaan selalu melebihi dari kebutuhan.
Jenis sapi yang dikembangkan selain sapi lokal, ada jenis PO, Simental, Brahman, dan Bali yang tubuhnya lebih besar dan dagingnya banyak.
Meskipun sudah surplus daging pemerintah daerah masih ikut menyukseskan program pemerintah pusat untuk meningkatkan produksi ternak yaitu Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB). Untuk 2017 target kebuntingan sapi betina mencapai 6.000 ekor.
Dinas Pertanian juga terus melakukan pembinaan kepada peternak tentang budidaya dan cara yang baik dalam pemberian pakan ternak. Petugas kesehatan hewan juga terus memantau dan memeriksa kesehatan hewan ternak ke lapangan. (*)
Berita Terkait
Pemkab Agam prediksi pemotongan sapi 486 ekor jelang Idul Fitri
Senin, 8 April 2024 13:05 Wib
Kejati Sumbar ajukan banding terhadap putusan kasus sapi bunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:01 Wib
2.742 ekor anak sapi di Agam lahir hasil IB 2023
Senin, 19 Februari 2024 16:21 Wib
Kemendag jangan terburu buru terbitkan ijin impor sapi bakalan, utamakan peternak lokal
Rabu, 14 Februari 2024 21:05 Wib
Delapan induk sapi di Agam lahirkan anak kembar selama 2023
Minggu, 17 Desember 2023 15:03 Wib
Potensi pengembangan peternakan sapi perah di Enrekang
Jumat, 15 Desember 2023 16:27 Wib
Pembibitan sapi unggul Solok Selatan mulai dioperasikan
Sabtu, 9 Desember 2023 13:29 Wib
Pessel tingkatkan kualitas dan populasi sapi melalui pola inseminasi buatan
Rabu, 8 November 2023 20:07 Wib