BNPB-Jepang akan Kembangkan Sistem Perkiraan Gempa

id BNPB

BNPB-Jepang akan Kembangkan Sistem Perkiraan Gempa

BNPB. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan "Earthquake Prediction Research Centre" (EPRC) Jepang mengupayakan kerja sama untuk menambah kapasitas deteksi dini gempa bumi di Indonesia.

"Teknologi yang dimaksud adalah gabungan teknologi canggih seperti satelit, radar, GPS sensor dan peralatan pendukung lain seperti pendeteksi gelombang elektromagnetik," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan untuk penjajakan pengembangan teknologi prediksi gempa tersebut BNPB juga akan bekerja sama dengan BMKG, BIG, BPPT, perguruan tinggi dan institusi lainnya.

Teknologi tersebut, kata dia, mendukung penyediaan beragam data seperti tinggi muka air. Data yang digunakan berasal dari data yang diperoleh dari satelit milik Amerika Serikat, Rusia, Jerman dan Jepang. Beragam data kemudian diolah dan dianalisis dengan "supercomputer artificial intelligence".

Pendeteksi gempa, menurut Sutopo, dikembangkan oleh Earthquake Prediction Research Centre (EPRC) Jepang. Sistem tersebut memungkinkan prediksi gempa dan tsunami susulan dengan lebih baik.

Dia berharap dari pengembangan teknologi itu dapat terwujud "International Surface Artificial Intelligence Communicator" (ISACO). Dengan begitu, setiap orang yang berada di wilayah rawan bencana akan mendapatkan informasi potensi ancaman gempa salah satunya lewat surat elektronik.

Surel peringatan dini dapat diakses melalui telepon genggam yang memberitahukan satu hari jelang gempa berkekuatan lima skala Richter atau lebih terjadi.

Menurut Sutopo, teknologi tersebut memiliki tingkat keakuratan tinggi terhadap deteksi dini gempa bumi sebagaimana tercatat dalam kurun waktu tiga tahun yaitu pada 1 Februari 2013-31 Januari 2016. Gempa dengan kekuatan magnitude 6 terjadi 38 kali dan terdeteksi sebelum gempa terjadi sebanyak 31 kali atau akurasi mencapai 82 persen serta gempa dengan magnitude 55,9, nilai akurasi sebesar 77 persen.

Berkaca dari penerapan teknologi deteksi gempa bumi oleh Jepang, Sutopo mengatakan ada kemungkinan teknologi tersebut diadopsi Indonesia. Melalui teknologi canggih itu, Jepang telah memprediksi potensi gempa sehingga masyarakat di negara itu dapat siap siaga mengantisipasi risiko terburuk.

"Gempa bumi menjadi salah satu ancaman bencana besar di Indonesia. Hingga kini prediksi gempa secara pasti masih menjadi masalah. Kita belum mampu memprediksi gempa secara pasti kapan akan terjadi, di mana dan kapan," tuturnya. (*)