Bukittinggi Inflasi 0,25 Persen Maret 2017

id Inflasi

Bukittinggi Inflasi 0,25 Persen Maret 2017

Ilustrasi - Inflasi. (Antara)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat daerah itu mengalami inflasi 0,25 persen pada Maret 2017 terutama disebabkan karena kenaikan harga di kelompok bahan makanan.

Kepala Seksi Distribusi BPS setempat, Lisa Yanti di Bukittinggi, Selasa, mengatakan selama Maret 2017 berbagai komoditas mulai menunjukkan kenaikan harga terutama pada kelompok bahan makanan.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu daging ayam ras, apel, bawang merah, jeruk, kentang, jengkol, minyak goreng dan bahan bakar rumah tangga.

Selain kelompok bahan makanan, kelompok pengeluaran lain yang juga menjadi penyumbang inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Selanjutnya kelompok sandang, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.

"Selama Maret 2017, beberapa komoditas lain juga mengalami penurunan harga seperti cabai merah, telur ayam ras dan beras," ujarnya.

Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK), pada Maret 2017 sebanyak 33 kota mengalami inflasi dan Bukittinggi berada di urutan ke-16 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Sebelumnya Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Bukittinggi, Linda Faroza mengatakan pemerintah setempat memaksimalkan kegiatan sosialisasi ke masyarakat dan peningkatan kerjasama dengan pihak yang terkait agar inflasi terkendali.

"Kami mendorong masyarakat membiasakan hidup hemat dan memanfaatkan pekarangan untuk menanam komoditas yang harganya sering naik-turun seperti cabai merah," ujarnya.

Sementara kerjasama dilakukan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, OPD daerah lain sebagai pemasok dan asosiasi pedagang untuk memenuhi kebutuhan di Bukittinggi.

"Pengendalian inflasi juga perlu didukung kegiatan fisik seperti revitalisasi pasar, namun kegiatan fisik tidak dapat diwujudkan dalam waktu cepat karena setiap tahun ada prioritas pembangunan daerah, jadi kita maksimalkan upaya lain untuk kendalikan inflasi," ujarnya. (*)