Tangerang, (Antara Sumbar) - Pelatih tim nasional Indonesia, Luis Milla, mengatakan Indonesia harus memiliki filosofi sepak bola jika ingin mengukir prestasi tertinggi.
Menurut Milla, filosofi bisa membantu Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) membentuk pemain muda dan pelatih berkualitas di tengah keterbatasan anggaran.
"Harus punya filosofi dan kurikulum yang bisa diterapkan dengan serupa di semua lini, semua kelompok umur di seluruh daerah," ujar Luis Milla dalam sebuah perbincangan bertajuk "A Night With The Manager" di Hotel Yasmin, Karawaci, Tangerang, Jumat malam.
Indonesia, kata mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini, memiliki bakat-bakat alami yang sangat bagus, terutama di sektor gelandang yang dinilainya kreatif. Keunggulan ini yang disarankannya untuk terus dikembangkan.
"Kekuatan Indonesia di pemain tengah dan banyak yang punya akselerasi bagus. Dari sini sebenarnya bisa dibangun sebuah filosofi. Yang kurang mungkin posisi penyerang, tetapi saya rasa sektor itu bisa diperkuat dengan memberikan porsi bermain lebih banyak untuk pesepak bola lokal di klub," kata dia.
Salah satu contoh yang berhasil menanamkan filosofi menurut pria Spanyol itu adalah tim Barcelona. Ini terlihat ketika dia melatih tim nasional U-19 Spanyol di kurun waktu 2008-2010.
Saat itu, ada sekitar tujuh pemain Spanyol yang berasal dari tim Barcelona dan mereka menerapkan apa yang didapat dari akademi ke tim nasional.
"Filosofi Barcelona itu sudah ada sejak setidaknya 30 tahun lalu dan diajarkan terus menerus di akademi. Saya senang melihat pemain timnas dari tim Barcelona datang latihan dan menunjukkan filosofi dan sikap ala tim Catalan," tutur Milla.
Dalam perbincangan dengan media-media Indonesia di acara "A Night With The Manager" yang diselenggarakan PSSI di Hotel Yasmin, Karawaci, Tangerang, Jumat malam, Milla memang menekankan pentingnya pembinaan pemain muda. Di Spanyol, kata dia, para pemain sudah dilatih sejak umur lima tahun dan setiap kelompok umur memiliki pelatih dengan kualifikasi berbeda-beda.
Namun, dia menyadari praktik pembinaan seperti itu membutuhkan dana sangat besar yang sulit untuk disamai PSSI.
Berkaca dari pembinaan pemain muda Jerman, sejak tahun 2000 Federasi Sepak Bola Jerman (Deutschen Fuball-Bundes/DFB) membuat sebuah keputusan penting usai "babak belur" di Piala Eropa, yaitu semua klub profesional harus memiliki akademi pemain muda nomor wahid.
Oleh karena tidak semua tim memiliki kemampuan keuangan yang sama, maka DFB memberikan insentif program pengembangan pemain muda senilai 13 juta dolar Amerika Serikat (AS) per tahun. DFB juga mewajibkan semua akademi pemain muda memiliki staf pelatih yang bekerja secara penuh, lapangan latihan yang baik, departemen kesehatan terintegrasi dan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk pendidikan pesepak bola.
Laman DFB melansir bahwa kini memiliki 365 pusat pengembangan pemain muda atau DFB Academy, melibatkan sekira 1.000 orang pelatih dan sekira 25.000 pesepak bola cilik putra dan putri. Jerman pun bisa menghasilkan pemain-pemain muda ternama, antara lain Mesut Ozil (bermain di Arsenal), Thomas Mueller (Bayern Muenchen), Mario Goetze (Borussia Dortmund), Manuel Neuer (Bayern Muenchen) dan Julian Draxler (PSG). (*)
Berita Terkait
Luis MIlla sebut semangat pemain antar Persib menang atas Bhayangkara FC
Sabtu, 25 Maret 2023 7:17 Wib
Arahan Luis Milla ke timnya sebelum berhadapan dengan Bhayangkara FC
Jumat, 24 Maret 2023 6:05 Wib
Meski kalahkan Dewa United, Milla nilai permainan Persib Bandung masih perlu ditingkatkan
Selasa, 21 Maret 2023 13:45 Wib
Lupakan kekalahan sebelumnya, Luis Milla nilai Persib Bandung siap hadapi Persebaya Surabaya
Senin, 13 Maret 2023 6:40 Wib
Delapan pemain absen, Persib Bandung tetap bidik tiga poin
Rabu, 21 Desember 2022 9:08 Wib
Luis Milla dikontrak nakhodai Persib selama 2 tahun
Senin, 22 Agustus 2022 13:27 Wib
Sepuluh pemain Real Madrid tuntaskan pertandingan dan menang dramatis 2-1 atas Elche
Jumat, 21 Januari 2022 6:36 Wib
Dian Sastro dan Ladya Cheryl dianggap memiliki jiwa Kartini, ini alasannya
Senin, 20 April 2020 11:03 Wib