SEBAB Bahas Isu Perfilman Sumbar

id Film

SEBAB Bahas Isu Perfilman Sumbar

Ilustrasi - Film Kalam Kalam Langit. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Program Diskusi Seniman Bicara Akhir Bulan (SEBAB) yang diadakan di Ladang Tari Nan Jombang Padang, Sumatera Barat (Sumbar) akan membicarakan isu-isu perfilman yang ada di daerah ini.

Administrator acara, Heru Joni Putra di Padang, Jumat, mengatakan pemilihan isu perfilman pada diskusi kali ini karena bertepatan dengan Hari Perfilman Indonesia yang diperingati setiap 30 Maret.

"Diskusi akan diadakan nanti malam pada pukul 20.00 WIB dengan S Metron Masdison dan Findo Bramata Sandi sebagai pembicara," katanya.

Ia menambahkan S Metron Masdison juga merupakan penulis skenario film dan Direktur Artistik di RANAH PAC, sedangkan Findo merupakan ketua Komunitas RelAir.

Selanjutnya ia mengatakan isu film menjadi menarik mengingat banyak film nasional yang memakai Sumbar atau Minangkabau sebagai latar.

Menurutnya semenjak film Merantau, sineas Indonesia seperti mulai ketagihan untuk membuat film di Sumbar, hal ini terlihat dari lahirnya beberapa film lain yang bertemakan Minangkabau.

Selain Merantau selanjutnya ada film Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Di Bawah Lindungan Kabah, Si Anak Kampung, Negeri 5 Menara sampai Surau dan Silek.

Dari peningkatan ini apakah sudah ikut meningkatkan sumber daya sineas di Sumbar? Apa kendalanya? Bagaimana solusinya? Itu yang akan dibincangkan, katanya.

Sementara itu salah seorang yang akan menjadi pembicara dalam diskusi ini, S Metron Masdison mengatakan Komunitas RelAir yang diketuai oleh Findo membuat kejutan dengan menjadi nominasi di dua festival film di Brazil dan Spanyol hanya dalam setengah tahun belakangan.

"Kejutan ini tentu akan mengubah peta komunitas di Sumbar yang selama ini hampir tiadanya komunitas Sumbar yang berbicara di pentas nasional, katanya.

Diskusi akan dimoderatori oleh Donny Eros yang merupakan lulusan S-2 di Inggris yang mengambil penelitian film dan sekarang jadi dosen di FIB Universitas Andalas (Unand) Padang. (*)