Penyalahgunaan Narkotika Terkait Erat Dengan Gangguan Bipolar

id Penyalahgunaan, Narkotika, Gangguan, Bipolar

Penyalahgunaan Narkotika Terkait Erat Dengan Gangguan Bipolar

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/ Teresia May)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Kepala Bidang Rehabilitasi Medis Badan Narkotika Nasional (BNN) Iman Firmansyah mengatakan masalah penyalahgunaan narkotika sangat berhubungan erat dengan gangguan bipolar.

"Di panti rehabilitasi BNN, hampir 60 persen mengidap gangguan bipolar," kata Iman dalam seminar mengenai Gangguan Bipolar Vs Gaya Hidup Modern dalam rangka Hari Bipolar Sedunia di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, hubungan tersebut dapat dilihat akibat penyalahgunaan narkotika dapat mengalami gangguan bipolar karena otak terkena narkoba atau sebaliknya karena terkena gangguan bipolar akan menyalahgunakan narkoba untuk menghilangkan manik atau depresi.

"Saat orang mengalami periode depresi, misalnya, dia memakai narkotika untuk mengembalikan moodnya, atau sebaliknya saat sedang manik, energi berlebih bisa juga gunakan narkoba," ucapnya.

Prevalensi gangguan bipolar dengan penyalahgunaan zat selama kehidupan sekitar 40-60 persen. Prevalensi selama kehidupan penyalahgunaan zat pada gangguan bipolar tipe I mencapai 61 persen dan bipolar II 48 persen.

Selain itu, gaya hidup modern juga bisa memicu gangguan bipolar meski belum ada penelitian yang memastikan penyebab gangguan itu sendiri.

"Masyarakat yang mengikuti gaya hidup modern, tapi tidak bijaksana dalam menyikapinya dapat menimbulkan berbagai masalah dan mengakibatkan stres. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gangguan mood dan emosi labil," tambah dia.

Namun, tidak selamanya orang dengan masalah emosi mengalami gangguan bipolar.

Bipolar adalah gangguan kejiwaan yang ditandai oleh adanya periode perpindahan "mood", pikiran, energi dan perilaku. Pasien mengalami perubahan mood yang sangat dramatis dari mood yang meningkat atau disebut manik/hipomanik, menjadi mood yang sangat menurun atau depresi.

Di antara episode perubahan mood tersebut dapat terjadi periode mood normal atau eutimik. Terdapat risiko terjadi kekambuhan menjadi mania atau depresi, hipomania atau campuran.

Indikasi gangguan bipolar yaitu pada periode depresi ditandai dengan hilangnya minat, mulai menarik diri, tidak produktif dan berpikiran pesimis, biasanya bisa berlangsung minimal dua minggu.

Pada periode manik, kebalikan dari periode depresi di mana penderita seakan memiliki kelebihan energi, menjadi sangat kreatif dengan banyaknya ide-ide atau gagasan bahkan tidak jarang tidak butuh tidur. Periode ini hanya butuh waktu seminggu.

Sementara periode hipomania lebih ringan dari manik dan mood menetap minimal empat hari. Sedangkan periode campuran, kadang mengalami manik dan depresi dalam periode tertentu paling sedikit satu minggu. (*)