BI: Pertumbuhan Kredit UMKM di Sumbar Melambat

id Bank Indonesia, Pertumbuhan, UMKM, Sumbar

BI: Pertumbuhan Kredit UMKM di Sumbar Melambat

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat perkembangan kredit sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada triwulan IV 2016 mengalami perlambatan hanya tumbuh sekitar 3,4 persen.

"Pada triwulan sebelumnya penyaluran kredit UMKM mencapai 4,6 persen artinya terjadi penurunan 1,2 persen," kata Kepala perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Senin, dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Februari 2017.

Ia mengemukakan penyebab turunnya penyaluran kredit dipicu oleh kebijakan Otoritas Jasa Keuangan terkait pembatasan ekspansi penyaluran kredit produktif bagi bank-bank yang memiliki rasio kredit bermasalah dibawah 10 persen.

"Kebijakan internal perbankan yang lebih memprioritaskan pembenahan kualitas kredit ketimbang kuantitas turut andil dalam hal ini," ujarnya.

Ia menyampaikan berdasarkan komponen sumber perlambatan kredit UMKM berasal dari sektor mikro dan kecil.

Sementara, kredit menengah relatif tumbuh cukup baik dari minus 17 persen pada triwulan III 2016 menjadi minus sembilan persen pada triwulan IV 2016.

Bila dilihat secara sektoral perlambatan pertumbuhan kredit UMKM berasal dari sektor perdagangan, transportasi dan komunikasi, ujar dia.

Puji menyebutkan kredit UMKM sektor perdagangan tercatat mencapai 4,1 persen pada triwulan IV atau turun signifikan dibandingkan triwulan III yang mencapai 12 persen.

Pada sisi lain rasio kredit bermasalah pada triwulan IV 2016 turun menjadi enam persen setelah tiga triwulan sebelumnya berada pada level tujuh persen.

"Meski turun angka tersebut masih berada di atas batas aman yang ditetapkan BI yaitu lima persen," ujarnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan di Sumbar melakukan restrukturisasi kredit terkait dengan meningkatnya angka kredit bermasalah sektor UMKM.

"Caranya mengubah jangka waktu kredit dari semula tiga tahun menjadi lima tahun atau menurunkan angsuran pokok," kata Kepala Kantor OJK Sumbar, Indra Yuheri.

Ia melihat tingginya rasio kredit bermasalah sektor UMKM di Sumbar disebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat sehingga aliran uang sektor perdagangan mendapat imbas.

Menurut dia salah satu solusi agar rasio kredit bermasalah dapat turun adalah meningkatkan daya beli masyarakat namun persoalannya penurunan daya beli terjadi pada semua sektor.

Terkait tingkat kehati-hatian perbankan menyalurkan kredit ia melihat sektor UMKM memiliki prospek apalagi masyarakat Sumbar sudah terbiasa berdagang. (*)