Kemenko Polhukam Sosialisasikan Tantangan Keamanan Masyarakat ASEAN

id Kemenko Polhukam, Keamanan, Masyarakat, Asean

Kemenko Polhukam Sosialisasikan Tantangan Keamanan Masyarakat ASEAN

Kegiatan Diseminasi Konektivitas ASEAN Dan Tantangan Keamanan di Kawasan Kerja Sama Kementerian Politik Hukum dan Keamanan dengan Pusat Studi ASEAN Unand di Padang, Jumat (24/3). (ANTARA SUMBAR/M R Denya Utama)

Padang, (Antara Sumbar) - Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menyosialisasikan tantangan keamanan dan hubungan masyarakat kawasan ASEAN kepada mahasiswa dan berbagai kalangan masyarakat lainnya di Padang, Sumatera Barat.

"Ini bertajuk diseminasi yang bertujuan mengenalkan sekaligus menyatukan pemikiran masyarakat di kawasan ASEAN tentang pengembangan ke depan," kata Deputi II Bidang Koordinator Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam Lutfi Rauf di Padang, Jumat, saat memaparkan materi pada kegiatan Diseminasi Konektivitas ASEAN dan Tantangan Keamanan Kawasan.

Dia menyebutkan beberapa tantangan tersebut dalam hal konflik keamanan, seperti di Laut China Selatan, Ambalat, Thailand-Kamboja.

Tantangan keamanan lainnya, yakni terorisme seperti organisasi ISIS yang setiap saat bisa beralih dari Timur Tengah ke Asia Tenggara, sebagai bukti adanya keterlibatan warga ASEAN di dalamnya.

Tantangan lain yang berpotensi konflik, yakni kemiskinan karena bisa menjadi faktor berkembangnya tindakan kriminal.

"Tantangan penting saat ini yakni memberantas peredaran narkotika, perdagangan manusia, dan tindak kejahatan secara siber," ujarnya.

Khusus narkotika, katanya, menjadi tantangan terpenting saat ini mengingat peredarannya yang terus meningkat.

Selain menghancurkan secara individu ancaman barang haram tersebut juga bisa menyeluruh kepada negara bisa dikatakan perang tertutup.

"Selain tantangan, hubungan juga menjadi isu penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat," katanya.

Harmonisasi, ujar dia, harus dijalin antara satu bangsa dan negara lain meski harus melalui proses kerja sama dan persaingan sehat.

"Upaya diseminasi diharapkan tepat sasaran dan partisipasi masyarakat membangun ASEAN meningkat," katanya.

Poppy Irawan dari Pusat Studi ASEAN Universitas Andalas mengatakan tantangan utama dari penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yakni partisipasi.

Dia menyebutkan sejak dideklarasikan pada 2016 pengetahuan masyarakat memang meningkat akan tetapi pemahaman mendalam tentang komunitas tersebut rendah.

Akibatnya gaung komunitas itu tidak terasa di Indonesia.

"Inilah yang harus dipikirkan khususnya perguruan tinggi meningkatkan partisipasi," katanya.

Pihaknya akan memperkuat penelitian dan pengenalan kepada masyarakat agar komunitas ASEAN tersebut tercapai.

Dalam kegiatan diseminasi tersebut, hadir sejumlah mahasiswa di Padang, pihak Pemerintah Kota Padang, Korem 032/Wirabraja, dan akademisi. (*)