Padang, (Antara Sumbar) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumatera Barat meningkatkan pengawasan terhadap jajanan anak sekolah di daerah itu dengan mengunjungi sekolah setiap pekan.
Kepala BBPOM Sumbar Zulkifli di Padang, Kamis mengatakan kunjungan dilakukan guna menghindarkan anak usia sekolah dari produk dan bahan pangan berbahaya yang dapat berdampak pada kesehatan meraka.
"Belum semua sekolah di Sumbar memiliki kantin sehat, sehingga mengakibatkan jajanan menjadi tidak sehat," katanya.
Ia mengatakan pengawasan dilakukan di setiap kabupaten dan kota. Pada tahun 2016 ditargetkan 120 sekolah dan terealisasi sebanyak 134 sekolah, sedangkan target sampel jajanan yang diuji pada tahun tersebut sebanyak 800 sampel dengan realisasi 882 sampel.
"Dari 882 sampel yang diuji itu, ditemukan 18 sampel mengandung bahan berbahaya seperti Boraks dan Rhodamin B," ujarnya.
Kemudian, sebutnya di tahun yang sama terjadi 13 Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan, dimana delapan kasus terjadi di sekolah, sehingga hal itu perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.
"Sementara, pada tahun 2017 ini sudah ditemukan tiga kasus KLB keracunan pangan, dua diantaranya terjadi di sekolah," katanya.
Ia mengimbau kepada dinas terkait agar juga melakukan pengawasan terhadap jajanan anak sekolah, sehingga adanya sinergi BBPOM, dinas kesehatan dan dinas pangan dapat menjamin keamanan makanan yang dikonsumsi anak di sekolah.
Sebelumnya, Kepala BNN Budi Waseso mengatakan pihaknya menemukan lima kasus makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak usia TK yang telah dicampur atau terkontaminasi narkoba.
"Dari hasil temuan dan laporan masyarakat, anak-anak TK terkontaminasi narkoba melalui makanan dan minuman. Dan, ternyata mereka tidak perlu membayar," katanya.
Modusnya adalah warung-warung di sekitar sekolah TK dibiayai oleh sindikat narkoba untuk memberikan campuran pada berbagai makanan dan minuman yang mereka jual. Tujuannya agar anak-anak kecanduan dan bisa menjadi pangsa pasar narkoba selanjutnya.
Anak-anak sengaja dijadikan sasaran karena sindikat narkoba menyadari pengguna narkoba saat ini akan semakin berkurang sehingga mereka mulai menyasar anak-anak sebagai calon pengguna baru. Di kalangan sindikat narkoba, modus ini disebut "regenerasi pasar". (*)
Berita Terkait
Menkopolhukam ungkap lebih dari lima juta konten pornografi libatkan anak
Kamis, 18 April 2024 18:56 Wib
Menkopolhukam: Kasus pornografi libatkan anak adalah fenomena gunung es
Kamis, 18 April 2024 18:49 Wib
Halal Bihalal Bersama Anak Panti Asuhan, Ketua LK2S Ny. Genny Apresiasi DWP Dinsos Padang
Rabu, 17 April 2024 18:05 Wib
Petugas Pos Pam Pantai Tiku Agam berhasil temukan anak-lansia terpisah dari keluarga
Senin, 15 April 2024 15:04 Wib
Baznas Kota Solok terima penghargaan program Bapak Asuh Anak Stunting
Selasa, 9 April 2024 6:05 Wib
Wawako Solok serahkan santunan untuk anak yatim dan duafa
Selasa, 9 April 2024 6:05 Wib
Andree Algamar Serahkan Santunan THR Bagi Anak Yatim Binaan Masjid Agung Nurul Iman
Minggu, 7 April 2024 19:49 Wib
Hendri Septa Hadiri "Babayo", 500 Anak Yatim Berbelanja Baju Rayo
Sabtu, 6 April 2024 19:12 Wib