New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah kenaikan jumlah rig pengeboran minyak AS yang beroperasi memicu kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan minyak global.
Rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik delapan rig pada minggu lalu dari minggu sebelumnya menjadi 617 rig, tertinggi sejak September 2015, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (10/3).
Pekan lalu, harga minyak mentah AS turun hampir sembilan persen. Para analis mengatakan berlanjutnya penurunan harga melemparkan keraguan tentang apakah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memperpanjang upaya penurunan produksi mereka hingga semester kedua tahun ini.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, melemah 0,09 dolar AS menjadi menetap di 48,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, turun 0,02 dolar AS menjadi ditutup pada 51,35 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib
Kebakaran gudang penyulingan minyak jelantah di Klaten
Sabtu, 23 Desember 2023 10:40 Wib
Balai Karantina: Minyak kelapa sawit masih dominasi ekspor asal Sumbar
Sabtu, 25 November 2023 16:32 Wib
Andre Rosiade sarankan pemerintah revisi Perpres atur distribusi BBM
Rabu, 22 November 2023 21:50 Wib