Sarilamak, (Antara Sumbar) - Akses Provinsi Sumatera Barat dengan Riau kembali lancar pascabencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota pada Jumat (3/3) dini hari.
"Sudah kembali lancar," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penganggulangan Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Limapuluh Kota, AKBP Bagus Suropratomo saat konfrensi pers di Payakumbuh, Minggu.
Akibat bencana tersebut menyebabkan ruas jalan nasional yang menghubungkan kedua provinsi amblas, tepatnya pada kilometer 139 di Sibumbun Nagari (desa adat) Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, sehingganya menyebabkan akses kedua daerah lumpuh.
Ia menambahkan sejak Selasa kemarin, badan jalan yang amblas tersebut sudah dapat dilewati kembali, tetapi hanya untuk kendaraan roda dua, roda empat, serta kendaraan yang mengangkut sembako.
Sedangkan untuk kendaraan bermuatan berat belum diperbolehkan, akan tetapi saat ini semuanya sudah dapat lewat. Hal itu mengantisipasi agar kendaraan bertonase tinggi tidak perburuk sebab material penimbun badan jalan belum terlalu padat.
Bagus menyebutkan saat ini tim masih melakukan perbaikan terhadap ruas jalan yang rusak tersebut agar aman untuk dilewati.
Pihaknya mengimbau semua pengendara yang melintas di jalur Sumbar-Riau agar meningkat kewaspadaan serta hati-hati terutama pada saat hujan sebab tebing yang ada di pinggir jalan masih rawan longsor.
"Tingkatkan kehati-hatian serta berhentilah ditempat yang aman jika curah hujan tinggi," kata dia yang juga Kapolres Limapuluh Kota.
Menurutnya, ruas jalan tersebut merupakan urat nadi perekomonian kedua daerah, sebab sebagian besar kebutuhan pokok atau sembako untuk Riau dipasok dari Sumbar. Jika akses lumpuh maka berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok di Riau.
Sebelumnya Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi mengatakan bencana banjir dan longsor tersebut melanda delapan kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, dimana lokasi yang terparah adalah Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX.
Akibatnya ada tidak nagari (desa adat) terisolasi sebab jalan menuju tiga nagari tersebut putus. Selain itu juga menyebabkan akses Sumbar-Riau Lumpuh.
Untuk menyalurkan logistik ke nagari-nagari yang terisolasi itu terpaksa menggunakan helikopter yang dikirim oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebab tidak dapat ditempuh melalui jalur darat.
Selain itu bencana banjir dan longsor tersebut juga menelan delapan korban jiwa serta tiga orang luka berat. (*)
Berita Terkait
Pemkot Solok serahkan bantuan untuk korban longsor di Pesisir Selatan
Kamis, 28 Maret 2024 16:40 Wib
JEMARI Sakato lakukan respon tanggap darurat bencana banjir dan longsor Pesisir Selatan
Kamis, 28 Maret 2024 9:52 Wib
Solok Selatan bantu korban banjir Pesisir Selatan
Selasa, 26 Maret 2024 14:13 Wib
Banjir luapan Ciliwung di Kebon Pala Jakarta
Senin, 25 Maret 2024 13:05 Wib
Walhi nilai komitmen Gubernur Sumbar lemah soal penindakan perambah hutan
Senin, 25 Maret 2024 9:18 Wib
Satgas Bencana Pesisir Selatan catat kerugian akibat banjir capai Rp1 triliun
Minggu, 24 Maret 2024 18:59 Wib
Trauma pasca banjir bandang, warga minta batang air di Sawah Liek di keruk dan dipasang batu bronjong
Sabtu, 23 Maret 2024 13:48 Wib
Presiden tinjau pengungsi banjir di Demak
Jumat, 22 Maret 2024 15:23 Wib