BNPB: Pemulihan Pascabanjir Limapuluh Kota Berjalan Cepat

id Sutopo Purwo Nugroho

BNPB: Pemulihan Pascabanjir Limapuluh Kota Berjalan Cepat

Sutopo Purwo Nugroho (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai pemulihan pascabanjir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat di bawah Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor berjalan cukup cepat.

"Pemulihan dini sudah dilakukan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di beberapa sektor, hingga Kamis (9/3) air bersih melalui jaringan pipa PDAM telah mengaliri hingga Kecamatan Pangkalan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi dari Padang, Jumat.

Namun ia menyampaikan di wilayah Nagari Sialang, Kecamatan Kapur Sembilan suplai air terkendala mobilisasi dan pemasangan pipa dengan berat hingga 450 kilogram karena pemasangan pipa tersebut berlokasi di dasar sungai.

Sementara pemulihan lain berlangsung di sektor listrik, fasilitas umum, infrastruktur jalan, dan jaringan komunikasi. Sebanyak 99 persen pelanggan PLN telah mengakses listrik, dan 1 persen atau sekitar 169 pelanggan masih terus diupayakan penyelesaian perbaikan jaringan.

Di sektor fasilitas umum, sebanyak 68 fasilitas seperti sekolah, mushala dan masjid telah dibersihkan, katanya.

Pada akses jalur darat, jalan putus di kilometer 187 sudah diperbaiki oleh dinas terkait, jalur distribusi darat memperlancar perekonomian lokal.

Sementara itu, jaringan seluler pada sektor komunikasi di Kecamatan Pangkalan telah aktif, sedangkan di wilayah Nagari Koto Lamo, Kapur Sembilan masih mati, lanjut dia.

Ia mengatakan melalui pemulihan dini yang dilakukan secara cepat, masyarakat sudah beraktivitas normal, kondisi masyarakat kondusif dan suasana kerja di pemerintahan juga berlangsung baik.

Sementara penanganan darurat masih terus dilakukan, salah satunya pendistribusian bantuan kemanusiaan melalui helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Distribusi bantuan melalui udara untuk menjangkau wilayah-wilayah terisolasi, seperti Durian Tinggi, Tanjung Jajaran dan Koto Lamo berupa seperti bahan makanan, sandang, lauk-pauk hingga obat-obatan, katanya.

Terkait dengan penanganan masyarakat terdampak, Pos Komando Tanggap Darurat Banjir dan Longsor telah mengidentifikasi 3.285 sebagai penerima cash for work.

Ia menyebutkan dilihat pada dampak bencana, banjir dan longsor Kabupaten Limapuluh Kota mengakibatkan kerugian materiil sebesar Rp14 miliar, dengan kerugian terbesar di Kecamatan Harau Rp4,9 miliar.

Sementara Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari, dimulai 10 hingga 17 Maret 2017.

Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbimengatakan masa tanggap darurat tersebut diperpanjang karena kondisi daerah itu setelah bencana masih cukup berat.

Ia menyampaikan kondisi medan yang berbukit dan terjal membuat tim tidak dapat melaksanakan pendistribusian logistik serta memberikan bantuan dengan peralatan manual atau seadanya.

Kemudian keberadaan posko utama yang jauh juga menyulitkan untuk menjangkau nagari (desa adat) terisolasi sehingga membutuhkan banyak waktu.

"Berdasarkan pertimbangan dari fakta-fakta yang ditemukan di lapangan pada wilayah-wilayah yang terdampak bencana, maka kami menetapkan masa tanggap darurat diperpanjang tujuh hari ke depan," kata dia. (*)